Prinsip-prinsip administratif untuk pelatihan atletik dan pelayanan kesehatan

Pelatihan atletik dan pelayanan kesehatan berkaitan dengan kesehatan semua siswa, atlet, dan staf. Perawatan atlet merupakan sebuah bagian penting dari setiap program pelayanan kesehatan, khususnya dalam hal pencegahan cedera dan perawatannya. Jika pelayanan kesehatan tidak memadai, kesehatan dan keamanan siswa, atlet dan staf akan terancam.

KESEHATAN ATLET
   
Pelayanan kesehatan untuk atlet melibatkan perhatian medis yang terus menerus, kebijakan dan prosedur yang baik, dan ketersediaan personil yang berkualifikasi. Hubungan kerja yang dekat harus ada diantara pelatih, manajer, direktur atletik, pengurus, dan representatif masyarakat medis untuk secara memadai melindungi atlet dari cedera dan bahaya. Material-material yang dipilih sehubungan dengan pelayanan kesehatan untuk atlet juga dibahas.


Penyediaan pelayanan medis untuk para atlet
   
Jumlah atlet yang cedera terus meningkat setiap tahun. Diperkirakan 52.000 cedera olahraga yang memerlukan perawatan rumah sakit terjadi setiap tahun, dan banyak yang tidak dilaporkan. Lebih dari 1 juga laki-laki berpartisipasi dalam sepak-bola sekolah tinggi setiap tahun, 70.000 lainnya dalam tingkat kampus, dan 200.000 lainnya dalam organisasi lain. Diperkirakan terdapat 200.000 sampai 600.000 cedera bola-kaki saja – cedera yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti buruknya pemakaian perlengkapan, permukaan bermain yang berbahaya dan sebagainya.
   
Tingkat cedera yang diperkirakan untuk laku-laki dan perempuan sampai yang berumur 15 tahun yang bermain olahraga adalah 1 dari 3. Olahraga musim dingin memiliki jumlah total cedera sekitar 400.000 per tahun.
   
Pengawasan medis penting bagi semua partisipan olahraga. Sayangnya, banyak kontes atletik yang tidak diawasi memadai secara medis. Kondisi fatal yang sering timbul pada permainan bola kaki, yang disebabkan oleh cedera leher dan otak dan kematian akibat stroke panas karena tindakan preventif yang tidak memadai telah dilaporkan. Banyak cedera yang juga terjadi saat bergumul.
   
Pengawasan medis untuk atlet bisa ditingkatkan jika administrasi, pengejar jasmani, pelatih, dan manajer memberikan prioritas terhadap hal ini. Seringkali, para pelatih kekurangan pelatihan medis, dan mereka merasa bahwa terlalu banyak pengawasan dari dokter dan perawat akan merusak catatan menang-kalah tim yang diasuhnya.
   
Faktor-faktor lain yang terdapat dalam pengawasan medis yang memadai mencakup antara lain:

1. Pemilihan dokter tim. Seorang dokter tim harus dipilih secara cermat. Dia tidak boleh mengabaikan tanggung jawab tim karena hal-hal lain yang menunutut keberadaannya. Dokter harus tetap bersikap objektif dan menghindari pengaruh dari siswa, orang tua, dan pelatih. Jika dokter diperlukan dan tidak ada dokter yang tersedia, masyarakat medis setempat harus dihubungi untuk meminta rekomendasi dimana bisa ditemukan dokter. Atlit yang cedera tidak boleh dikembalikan untuk bermain sampai disetujui oleh dokter tim.
2. Penjagaan fasilitas medis yang memadai. Ruangan pelatihan yang rinci dan perlengkapannya tidak penting dalam program-program atletik. Ruang pemeriksaan pribadi dengan segala perlengkapannya merupakan sebuah persyaratan minimum. Akan tetapi, ruang pelatihan harus disediakan jika memungkinkan yang juga bisa dijadikan sebagai tempat perawatan pertama. Ruang latihan harus dekat dengan tempat ganti dan shower di daerah atletik. Komunikasi dalam ruang ini harus tersedia dan alat-alat terapi yang mendukung. Juga harus ada tempat untuk kantor pelatih.
   
Pengawasan kesehatan memadai terhadap olahraga sangat penting karena (1) tuntutan fisik, fisiologis, dan psikologis dari kompetisi, (2) masalah pengobatan dan rehabilitasi terlibat dalam cedera atlet, (3) kemungkinan yang meningkat untuk penyakit infeksi yang disebabkan oleh kekebalan tubuh yang rendah, dan (4) hubungan dekat antara aktivitas fisik dan penyakit dan cedera.

Pencegahan dan perawatan cedera olahraga
   
Tanggung jawab yang diemban pengurus dalam pencegah cedera olahraga adalah pertama menunjuk dokter, manajer, dan pelatih yang memahami cedera-cedera olahraga dan bagaimana cara merawatnya. Orang-orang ini juga harus menyadari tindakan-tindakan preventif yang diperlukan untuk keamanan olahraga. Ini mungkin bukan tugas sederhana bagi pengurus, karena personil yang terlatih sulit ditemukan.
   
Untuk mencegah cedera, pemeriksaan medis secara lengkap harus dilakukan pada masing-masing atlet, termasuk uji darah. Para atlet yang belum matang secara fisik, yang masih mengalami cedera atletik sebelumnya, atau yang kondisinya tidak memadai semuanya rentan terhadap cedera-cedera olahraga. Pengkondisi atlet membantu mencegah cedera olahraga. Ini memerlukan pelatihan pra-musim serta penjagaan yang baik selama musim berlangsung, seleksi cermat dan pencocokkan dengan perlengkapan. Dan lain sebagainya.
   
Perlengkapan olahraga protektif. Perlengkapan olahraga yang melindungi bagian-bagian rentan pada tubuh atlet dari cedera merupakan al yang penting, khususnya pada olahraga yang memiliki kontak fisik tinggi seperti pada bola kaku, hockey dan lain-lain. Peralatan proteksi olahraga harus diuji kelayaknnya, tetap direparasi dengan baik, dan mampu mencegah cedera. Peralatan yang sangat baik diperlukan untuk melindungi kepala pada aktivitas-aktivitas seperti bola-kaki dan hockey. Lebih jauh, peralatan yang baik untuk melindungi dada, rusuk, siku, lutut, dan tulang kering diperlukan pada olahraga tertentu.
   
Pembalutan dan pengalasan. Pembalutan dan pengalasan yang efektif membantu mencegah serta merawat cedera atletik. Pembalutan diperlukan untuk melindungi luka dari infeksi, untuk mengunci daerah cedera, untuk mendukung bagian yang cedera untuk menahan peralatan protektif tetap pada tempatnya, dan untuk membuat gendongan tangan dan balutan mata. Pengalasan atau (padding) diperlukan sebagai pelindung terhadap cedera, untuk membatasi rentang pergerakan sendiri atlet.
   
Nutrisi. Nutrisi yang baik penting bagi kesehatan atlet untuk kebugaran fisik, penyembuhan dari lelah, energi, dan reparasi jaringan yang rusak. Atlet harus mengkonsumsi karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air dalam jumlah tepat pada makanannya.
   
Bantuan ergogenik. Bantuan ergogenik adalah suplemen atau agen-agen yang dianggap meningkatkan kinerja atlet. Dengan kata lain, ini adalah bantuan peningkatan kerja dan diduga meningkatkan upaya fisik dan kinerjanya. Ini mencakup obat, makanan, stimulan fisik seperti pak termal atau alat listrik, dan hipnosis.

Pelatih atletik
   
Pentingnya pelatih atletik dalam pencegahan dan perawatan cedera olahraga tidak bisa diremehkan. Sayangnya di sekolah-sekolah sekunder dimana para pelatih atletik paling dibutuhkan, mereka tidak terlalu dipentingkan; hanya sekitar 100 sekolah yang memiliki pelatih atletik-guru penuh-waktu. Yang memperumit situasi ini adalah pelatihan pencegah medis dan cedera yang tidak memadai untuk kebanyakan pelatih. Bahkan jika pelatih telah dipersiapkan dengan baik untuk bidang ini, dia tidak memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban melatih dan tanggung jawab pelatih atletik.
   
Sekarang ini, informasi ilmiah yang penting, seperti kesadaran biomekanik, yakni, bagaimana dan mengapa cedera tertentu terjadi pada gerakan manusia, tersedia untuk mencegah pelatih atletik mengurangi cedera-cedera olahraga, memodifikasi perlengkapan, dan perawatan atlet. Lebih jauh, pengetahuan tentang rehabilitasi dan cara-cara untuk memberikan latihan terus dikembangkan. Sebagai akibat dari pelatihan yang diperlukan, sebuah kecenderungan sekarang ini adalah menunjuk pengajar penjas yang memiliki pendidikan dalam terapi jasmani atau pelatihan atletik.
   
Kewajiban-kewajiban dari pelatih atletik adalah:

1.Mencegah dan merawat cedera-cedera yang terkait dengan atletik kompetitif.
2.Mempersiapkan dan menggunakan sebuah program pengkondisian atletik
3.Memberikan bantuan pertama jika diperlukan
4.Mengaplikasikan alat-alat seperti pengikatan atau pembalut untuk mencegah cedera.
5.Memberikan teknik-teknik terapeutik berdasarkan arahan dokter.
6.Membuat dan mengawasi program-program rehabilitasi untuk atlet-atlet cedera dibawah pengawasan dokter tim.
7.Memilih, merawat, dan memasang alat
8.Mengawasi menu-menu pelatihan dan diet
9.Mengawasi faktor-faktor keamanan yang terlibat dalam fasilitas dan penggunaan perlengkapan.

Kedokteran Olahraga
   
Kedokteran olahraga merupakan sebuah bidang pelayanan kesehatan yang berkembang pesat untuk para atlet. Fakta bahwa lebih dari 17 juta orang cedera setiap tahun di Amerika Serikat dalam aktivitas fisik dan olahraga telah menitikberatkan bidang kedokteran yang baru ini.
   
Kedokteran olahraga khususnya berkaitan dengan bagaimana cedera olahraga bisa terjadi, bagaimana bisa dicegah, dan dampak jangka panjang yang dimiliki terhadap kinerja seseorang.
   
Kedokteran olahraga telah memberikan pengetahuan yang baru tentang cedera-cedera olaharaga. Sebagai contoh, Dr. Nicholas telah menemukan adanya hubungan antara fleksibilitas sendi dan cedera, yaitu, bahwa pemain yang bersendi ketat kemungkinan besar mengalami tegangan otot dan tendon dibanding pemain yang bersendi longgar. Disisi lain, pemain yang bersendi longgar lebih sering mengalami dislokasi. Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa para pemain yang bersendi ketat harus berlatih untuk meningkatkan fleksibilitas dan pemain yang bersendi longgar harus berlatih untuk menguatkan sendinya.

PELAYANAN KESEHATAN DI SEKOLAH DAN KAMPUS
   
Program pelayanan kesehatan harus dipublikasikan dengan baik sehingga para pengajar, pelatih, dan publik pada umumnya akan memahami mengapa pelayanan seperti ini penting. Joint Committee of American Medical Association telah membuat daftar alasan-alasan berikut untuk program-program pelayanan kesehatan.

1.Program-program ini berkontribusi bagi pengalaman pembelajaran dan realisasi tujuan pendidikan lain.
2.Program-program ini memfasilitasi adaptasi program sekolah dan kampus terhadap kebutuhan individual
3.Membantu menjaga lingkungan yang sehat
4.Membantu individu untuk mendapatkan perawatan medis dan dental yang mereka butuhkan.
5.Memiliki nilai mendasar untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang kesehatan dan masalah-masalah kesehatan.
   
Pelayanan kesehatan memberikan kontribusi bagi realisasi tujuan pendidikan. Komite, konferensi dan kelompok penting lainnya di bidang pendidikan telah terus menerus menganggap kesehatan sebagai salah satu tujuan pendidikan. Pelayanan kesehatan penting untuk mencapai tujuan ini.
   
Pelayanan kesehatan membantu para generasi muda untuk beradaptasi lebih baik terhadap program sekolah dan kampus. Penglihatan yang saksama dan jelas, pendengaran, dan pemeriksaan fisik dan koreksi cacat, akan membantu para siswa untuk melakukan tanggung jawab mereka. Defisiensi, cacat, dan kelemahan yang menyeluruh akan ditemukan dan diatasi.
   
Pelayanan kesehatan memiliki potensi untuk pendidikan orang tua seta siswa, untuk mengembangkan sikap-sikap yang baik terhadap kesehatan dan kebugaran fisik, untuk mengembangkan kebiasaan yang baik, dan untuk menanamkan informasi ilmiah. Pelayanan kesehatan yang seorang guru olahraga harus terbiasa dengannya antara lain (1) penilaian kesehatan, (2) konseling kesehatan, (3) koreksi cacat-cacat yang dapat diobati, (4) pengendalian penyakit menular, (5) perawatan darurat, dan (6) kesehatan personil organisasi.
Penilaian kesehatan
   
Penilaian kesehatan adalah fase pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pengevaluasian kesehatan seorang individu seobjektif mungkin melalui pemeriksaan, pengamatan, dan catatan-catatan.
   
Teknik-teknik penilaian kesehatan mencakup pemeriksaan medis, psikologi dan pemeriksaan gigi, screening penglihatan dan pendengaran, pengamatan guru dan, dan catatan-catatan kesehatan.

Pemeriksaan
   
Pemeriksaan medis. Pengurus harus selalu mengingat pertimbangan-pertimbangan berikut ini jika pemeriksaan medis akan dilakukan sesuai dengan keputusan yang dibuat.
   
TIPE. Pemeriksaan berkala atau perujukan harus diberikan. Pemeriksaan berkala diberikan pada interval yang telah dinyatakan. Pemeriksaan perujukan diberikan kepada orang-orang yang memiliki masalah kesehatan dan memerlukan perhatian khusus dan telah dirujuk ke sumber profesional yang lebih baik. Pemeriksaan atlet merupakan sebuah tipe pemeriksaan medis.
   
PERENCANAAN. Pemeriksaan medis memerlukan perencanaan untuk memastikan bahwa fasilitas-fasilitas memadai dan sehingga catatan-catatan kesehatan yang diperlukan tersedia pada saat pemeriksaan.
   
FREKUENSI. Setiap orang harus menjalani pemeriksaan medis setiap tahun. Pemeriksaan perujukan harus diberikan kapanpun masalah kesehatan dideteksi. Pemeriksaan medis yang sering dibutuhkan untuk atlet-atlet dan untuk mereka yang mengalami kondisi-kondisi kesehatan yang sering ingin diperiksa oleh dokter.
   
SETTING. Suasana fisik dan emosional dalam ruang periksa harus kondusif untuk bisa memberikan hasil yang baik.
   
CATATAN YANG TERSEDIA. Catatan kesehatan yang penting harus up to date dan tersedia pada saat pemeriksaan, termasuk riwayat kesehatan seseorang, penglihatan dan pendengaran, statistik tinggi-berat, laporan kecelakaan, dan informasi lain yang akan membantu dokter untuk menginterpretasi hasil pemeriksaan.
   
Pemeriksaan atlet. Panduan-panduan administratif untuk pemeriksaan atlet adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan medis harus diberikan kepada semua atlet sebelum partisipasi sebenarnya dan ini dibutuhkan selama waktu olahraga berlangsung. Ini merujuk ke semua bentuk atletik yang berat.
2. Pelayanan medis harus diberikan pada semua kontes atletik.
3. Rekomendasi seorang dokter harus menyertai atlet manapun yang kembali kompetisi setelah mengalami periode penyakit.
   
Pemeriksaan psikologis. Dengan penekanan yang meningkat terhadap kesehatan mental. Berbagai pemeriksaan psikologis lebih banyak digunakan. Akan tetapi, pemeriksaan-pemeriksaan ini hanya mewakili sebagian kecil dari pelayanan kesehatan mental yang harus tersedia. Program kesehatan mental berkaitan dengan membantu siswa menyesuaikan diri secara memuaskan dengan lingkungan sekolah atau kampus.

Screening penglihatan dan pendengaran
   
Screening untuk cacat penglihatan. Guru olahraga seringkali diminta untuk membantu mengidentifikasi siswa yang memiliki cacat penglihatan, yang memerlukan pertimbangan terhadap banyak faktor.
   
PELAYANAN KESEHATAN PENGLIHATAN. Program pelayanan kesehatan penglihatan di sekolah dipertimbangkan pemeriksaan dokter dan penilaian akuitas penglihatan, yang dicapai melalui pengamatan kontinyu dan pemeriksaan screening. Keduanya diperlukan untuk penilaian yang kontinyu dan memuaskan untuk visi anak-anak sekolah.
   
FREKUENSI TES SCREENING. Tes penglihatan harus diberikan setiap tahun langsung setelah dimulainya proses belajar mengajar pada musim gugur.
   
ADMINISTRASI TES SCREENING. Setelah instruksi dan pelatihan yang baik. Pengajar kedokteran berkualifikasi untuk memberikan berbagai alat screening bagi penglihatan. Akan tetapi, alat-alat ini, hanya untuk mendeteksi individu-individu yang memerlukan perawatan penglihatan khusus; penggunaannya tidak merupakan teknik diagnostik.
   
SELEKSI ALAT-ALAT SCREENING. Alat-alat khusus yang digunakan untuk pemeriksaan penglihatan, bersama dengan rencana-rencana untuk penilaian, harus dipilih dan ditata dalam konferensi pengurus sekolah, guru olahraga, perawat, dokter, ahli mata, dan optometris.
   
PERUJUKAN. Hasil dari pemeriksaan screening harus dicatat dan dikaji. Hasil-hasil ini dan pengamatan guru olahraga akan menentukan siswa mana yang harus dirujuk untuk pemeriksaan mata.
   
PENGAMATAN. Guru olahraga serta orang tua harus hati-hati dengan kesulitan penglihatan dan masalah-masalah yang ada anak-anaknya. Dengan menyadari tindakan-tindakan tertentu dan manifestasi anak dari hari ke hari pada berbagai situasi, seseorang bisa mendeteksi banyak kesulitan mata yang harus dirujuk untuk pemeriksaan. Banyak dari kesulitan penglihatan ini yang bisa tidak ditemukan kecuali kalau jika guru olahraga atau orang tua siswa menyadari ciri tertentu dari masalah ini.
   
Screening untuk cacat pendengaran. Berikut ini adalah panduan-panduan administratif untuk melakukan pelayanan kesehatan pendengaran.
   
CAKUPAN. Tanggung jawab utama dari sekolah dalam hal pelayanan kesehatan pendengaran adalah mendeteksi siswa-siswa yang memiliki kesulitan pendengaran sedini mungkin. Ini bisa dicapai melalui pengamatan-pengamatan dan tes screening. Program konseling dan tindak lanjut yang bertujuan untuk meredakan cacat juga harus menjadi bagian dari perencanaan total.
   
FREKUENSI. Pengamatan-pengamatan kontinyu harus menjadi bagian dari rutinitas sekolah. Tes screening tahunan selama tahun-tahun pertama atau setiap dua tahunan di tingkat sekunder dianjurkan. Tes pendengarah pra-sekolah harus diberikan jika memungkinkan.    
   
TEKNIK. Audiometer pure-tone merupakan salah satu teknik yang paling efektif untuk semua usia. Ini merupakan instrumen terpercaya untuk memeriksa kedua telinga.
   
PERUJUKAN. Para siswa yang mengalami kehilangan pendengaran pada salah satu atau kedua telinga harus diperiksa ulang untuk menentukan keakuratan screening. Jika hasilnya konsisten, para orang tua diberi tahu dan didorong untuk mengikuti pemeriksaan yang lebih lengkap.
   
PENGAMATAN. Guru olahraga bisa memiliki peran yang penting dalam mengamati siswa cara kontinyu untuk mencari indikasi-indikasi kehilangan pendengaran dan dalam memberikan teknik-teknik screening.
   
Pengamatan guru olahraga. Pengamatan penting dalam mendeteksi kebutuhan kesehatan para siswa. Lebih lanjut, pengamatan semakin meningkat tanpa adanya perawat dan dokter. Pengamatan menyeluruh terhadap penampilan dan perilaku siswa dari hari ke hari, penyimpangan dari kondisi normal akan dideteksi dengan cepat oleh guru olahraga yang sigap.
   
Pengamatan-pengamatan seperti ini jika telah diteliti secara saksama bisa mengungkap berbagai kelainan. Ini bisa menunjukkan bahwa beberapa siswa tidak normal seara sosial dan emosional, kurang gizi, berada dalam tahap-tahap awal penyakit menular atau lainnya, memiliki kesulitan neurologis atau cacat fisik lainnya, atau telah mengalami kebiasaan kesehatan yang buruk. Jika seorang siswa dirujuk ke perawat atau dokter, orang tua harus selalu diberi tahu tentang penemuan-penemuan baru yang ditemukan.
   
Ada banyak kondisi fisik, sosial, dan perilaku yang harus diperhatikan oleh guru olahraga dalam ruang kelas dan gymnasium, diantaranya adalah:

1.Kondisi fisik secara umum. Guru olahraga harus memperhatikan kondisi-kondisi seperti malnutrisi, abdomen gembung, obesitas berlebihan atau kekurangan berat badan, kepucatan, dan lain-lain.
2.Mata. Setiap kondisi mata berikut harus diidentifikasi dan dirujuk ke pengawas medis yang lebih cocok: keluar air mata, mata berkerak, inflamasi, kerdipan, penonjolan mata, kelipan mata berlebihan atau penggosokan mata, dan lain-lain.
3.Telinga. Perujukan medis harus terjadi pada kondisi manapun berikut ini: tidak memberikan, sulit mendengarkan guru atau siswa lain, sakit telinga atau keluar cairan dari telinga, kebisingan berlebihan dan lain-lain.
4.Hidung dan tenggorokan. Setiap kondisi berikut memerlukan pehatian medis: mulut, nafas, batuk terus menerus, luka tenggorokan, batuk rekuren, hidung berdarah, dan pola berbicara lewat hidung.
5.Gigi dan mulut. Pengawasan gigi mungkin diperlukan pada kondisi-kondisi berikut: kavitas yang dapat dilihat atau terasa nyeri, inflamasi gusi, gusi berdarah, kurang bersih, mulut berbau, ketidakteraturan gigi, dan lain-lain.
6.Kulit dan kulit kepala. Perhatian khusus harus diberikan kepada kondisi manapun berikut ini: infestasi rambut, ruam kulit, ketombe berlebihan atau kondisi kulit kepala lainnya, dan kurangnya kebersihan.
7.Jantung dan kelenjar. Setiap pembengkakan kelenjar leher atau tiroid harus dirujuk untuk perawatan medis. Indikasi cacat jantung yang mungkin mencakup rasa lelah yang berlebihan, bibir berwarna biru, susah bernafas dan lain-lain.
8.Masalah-masalah perilaku. Setiap kondisi berikut harus dirujuk ke pelayanan konseling sekolah atau swasta; penarikan diri dari pergaulan, perilaku yang terlalu agresif, ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan situasi-situasi kelompok, perubahan mood dengan cepat, pola perilaku yang tidak terkontrol, kurang percaya diri, dan sebagainya.
   
Catatan-catatan kesehatan. Berikut ini adalah beberapa panduan administratif dalam kaitannya dengan catatan kesehatan:

1.Catatan kesehatan yang mengandung penilaian lengkap terhadap kesehatan siswa harus menjadi bagian dari catatan sekolah atau kampus secara keseluruhan.
2.Catatan harus bersifat kumulatif, dengan menunjuk pada riwayat kesehatan lengkap siswa, bersama dengan penilaian kontinyu terhadap kesehatannya.
3.Catatan kesehatan harus tersedia bagi personil medis dan personil lainnya yang berkenaan dengan dan yang bekerja untuk penjagaan dan pengembangan kesehatansiswa.
4.Catatan kesehatan up-to-date dan akurat akan terbukti menjadi sebuah sarana yang bermanfaat dan efektif untuk lebih meningkatkan kesehatan seluruh siswa.
   
Catatan kecelakaan. Catatan kecelakaan, sebagai sebuah alat penilaian ruah sakit, memberikan informasi seperti alasan-alasan untuk kelainan-kelainan fisik dan gangguan emosional yang bisa terjadi pada siswa.
Konseling kesehatan
   
Konseling kesehatan merupakan sebuah fase penting dari program pelayanan kesehatan. Karena kebutuhan kesehatan dan masalah kesehatan ditunjukkan melalui pemeriksaan medis dan teknik lainnya, cacat bisa dikoreksi, nasehat diberikan, dan prosedur terencana dibuat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini dan membantu mencapai tujuan-tujuan ini.
   
Tujuan. Salah satu tujuan umum dari konseling kesehatan adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada individu tentang kebutuhan kesehatan mereka dan prosedur-prosedur yang harus diikuti untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Konferensi dan diskusi tentang masalah-masalah kesehatan bisa bisa mengembangkan sikap sehat. Disamping itu, konseling kesehatan bisa membantu mengembangkan rasa tanggung jawab pada orang-orang untuk koreksi cacat kesehatan dan untuk mempromosikan program kesehatan sekolah dan komunitas.
   
Penasihat. Guru olahraga memiliki potensi sebagai penasihat. Agar menjadi efektif, seorang penasihat harus tertarik dalam melayani orang lain. Keinginan untuk membantu orang lain hidup sehat, bahagia, dan berhasil dan untuk menghilangkan masalah-masalah yang menghambat pencapaian tujuan-tujuan ini harus dominan dalam pikiran penasihat. Persyaratan kedua yang mendasar lainnya adalah kepribadian penasihat, yang harus ramah dan jujur. Persyaratan ketiga adalah kompetensi dalam keahlian konseling.

Koreksi cacat-cacat yang bisa dipulihkan
   
Dua fase pelayanan kesehatan sekolah telah dibahas. Kesehatan individu pertama-tama harus dinilai. Kedua, harus ada prosedur konseling sehingga tindakan yang diperlukan bisa diambil. Setelah penilaian kesehatan dan konseling kesehatan dilakukan, pekerjaan belum selesai. Selanjutnya sebuah tindak lanjut penting untuk melihat bahwa cacat-cacat yang dapat dipulihkan terkorekasi pada bidang-bidang seperti malnutrisi, pendengaran, berbicara, cacat postural. Penglihatan, karies gigi, gangguan emosional dan lain-lain.

Pengendalian penyakit menular
   
Kapanpun siswa berkumpul, kemungkinan penyebaran penyakit akan muncul. Karena kehadiran di sekolah adalah hal yang wajib. Maka tindakan-tindakan protektif dan tindakan pencegahan tertentu harus diambil untuk memastikan bahwa segala sesuatunya dilakukan untuk melindungi kesehatan siswa. Ini mencakup prosedur-prosedur yang diperlukan untuk mengendalikan penyakit menular. Walaupun siswa tidak diharuskan pergi ke kampus, namun institusi pendidikan yang lebih tinggi juga memiliki tanggung jawab untuk mengontrol penyakit menular. Tindakan-tindakan pengendalian yang bisa dilakukan mencakup penciptaan lingkungan yang sehat, pengisolasian siswa, pemasukan ulang siswa ke sekolah atau kampus, imunisasi, kehadiran.

Perawatan darurat
   
Sekolah dasar dan lanjutan, serta organisasi lain dimana ada program pendidikan jasmani, bertanggung jawab untuk menyediakan perlindungan yang diperlukan dan perawatan untuk masing-masing orang dalam organisasi mereka. Menurut Komite Masalah Kesehatan, sekolah memiliki empat tanggung jawab berkenaan dengan prosedur-prosedur perawatan darurat, yaitu: (1) pemberian perawatan cepat, (2) pemberitahuan orang tua siswa, (3) pengantaran siswa pulang ke rumah, dan (4) memandu orang tua, jika diperlukan, terhadap sumber-sumber pengobatan.
   
Beberapa panduan administratif untuk perawatan darurat adalah sebagai berikut:

1.Setiap sekolah dan kampus dan organisasi lain yang memiliki program fisik harus memiliki rencana tertulis untuk perawatan darurat, yang dibuat secara cermat oleh pengurus sekolah dan dengan bantuan dari berbagai pihak.
2.Sebanyak mungkin anggota staf arus dilatih mengenai prosedur-prosedur pertolongan pertama.
3.Ruang kesehatan yang besar, bersih, terang dan suplai untuk pertolongan pertama dan perawatan darurat harus selalu tersedia untuk kasus-kasus darurat.
4.Perlengkapan darurat yang baik dan suplai, disamping terletak dalam ruangan yang sehat, juga harus tersedia di lokasi sekolah atau kampus strategis yang rentan kecelakaan karena aktivitas dari ruangan yang jauh.
5.Sekolah, kampus, dan catatan-catatan organisasi lain harus mengandung informasi lengkap tentang setiap orang, termasuk alamat; nama orang tua, alamat, dan nomor telepon; dokter gigi keluarga, alamat, dan nomor telepon; instruksi orang tua untuk kondisi darurat; pilihan rumah sakit; dan informasi terkait lainnya.
6.Harus ada catatan lengkap untuk setiap keadaan darurat, termasuk pertolongan pertama yang diberikan dan perawatan darurat yang dilakukan. Catatan ini penting jika pertanyaan muncul di masa mendatang. Catatan ini juga bisa digunakan untuk menunjukkan bahaya-bahaya yang harus dihilangkan dan titik-titik kelemahan dalam prosedur untuk perawatan darurat. Terakhir, laporan seperti ini membantu dalam memberikan kesan kepada siswa, staf, orang tua, dan individu terkait lainnya tentang pentingnya prosedur yang baik untuk hidup sehat dan aman.
7.Aspek hukum dari perawatan darurat harus dibahas dan dipahami sehingga staf akan menyadari hukum yang menyangkut masalah tersebut dan mengetahui pentingnya menghindari kelalaian tugas.
8.Rencana asuransi untuk staf, atlet, dan siswa harus diperjelas. Ini harus dalam bentuk tulisan dan dipublikasikan dengan baik sehingga setiap orang akan mengetahui.

Kesehatan personil organisasi
   
Organisasi perlu sadar akan kesehatan personil mereka untuk memastikan efisiensi dan untuk mempromosikan lingkungan yang paling sehat dan paling menyenangkan sebisa mungkin.

0 comments:

Post a Comment