Teori administratif dan struktur umum untuk program-program pendidikan jasmani

STRUKTUR DAN ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL
   
Teori organisasi dan struktur memerlukan dua hal mendasar, yang pertama, harus ada kebutuhan untuk eksistensi sebuah organisasi, dan kedua organisasi harus mengetahui tujuan yang ingin dicapainya. Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, sebuah struktur harus disediakan yang mana memungkinkan administrasi untuk mengorganisir, mengarahkan, merencanakan, memotivasi, dan mengevaluasi. Tugas-tugas ini bisa dilakukan melalui organisasi formal atau informal.

Organisasi formal
   
Organisasi formal didasarkan pada sebuah organisasi kerja hirarkis, dengan tugas-tugas yang telah ditentukan oleh atasan kepada bawahannya, sebuah organisasi yang paling sering ditemukan dalam grafik-grafik organisasi dengan hirarki tugas-kerja dan jaringan komunikasinya.
   
Organisasi formal digunakan karena memberikan gambaran yang jelas tentang posisi yang ada dan tugas yang harus dilakukan. Organisasi ini mewakili sebuah cara untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan otoritas. Organisasi ini menempatkan bawahan pada sebuah posisi dimana mereka harus melakukan apa yang diinstruksikan kepada mereka; dengan demikian. Organisasi ini mengasumsikan bahwa pengurus adalah orang yang paling berkualifikasi untuk memecahkan masalah. Organisasi ini mengasumsikan bahwa orang-orang harus menjadi alat produksi. Organisasi sangat bersifat otoriter.

Organisasi informal
   
Organisasi informal menyadari bahwa banyak hubungan yang ada yang bisa diilustrasikan dalam sebuah grafik organisasi. Dengan kata lain, segala sesuatunya dilakukan di luar hubungan formal yang dicerminkan oleh bagan organisasi. Organisasi ini mengasumsikan bahwa hubungan-hubungan terjadi dalam berbagai setting informal dimana ide-ide dihasilkan, produktifitas ditingkatkan, dan moral yang tinggi dikembangkan.
   
Teori moderen tentang organisasi dan struktur menunjukkan adanya pergeseran dari organisasi dan struktur formal ke tipe informal dengan perspektif relasi manusia yang lebih besar. Teori-teori moderen ini didasarkan pada fakta bahwa walaupun kebanyakan orang setuju bahwa beberapa tipe kerangka organisasi biasanya diperlukan, pada saat yang sama kebanyakan orang mampu melakukan pengarahan sendiri.
   
Salah satu aspek dari organisasi informal adalah pembentukan subkelompok yang tidak tampak pada bagan organisasi.

POLA MELINGKAR STRUKTUR ORGANISASI

Pola melingkar struktur organisasi telah banyak berhasil belakangan ini dalam pendidikan jasmani. Akan tetapi, konsep-konsep dasarnya belum banyak diterapkan. Pola melingkar ini dapat dijelaskan sebagai berikut (lihat gambar):

1.Lingkaran paling dalam mewakili sebuah fungsi umum; fungsi menjadi lebih terspesialisasi ketika lingkaran menyebar keluar.
2.Aliran tanggung jawab yang diterima diindikasikan oleh garis-garis utuh.
3.Setiap program memiliki akses penuh terhadap sumber daya organisasi.
4.Layanan pendukung memberikan kontribusi bagi sebuah fungsi kesehatan, pendidikan jasmani, rekreasi, dan program akademik.
5.Komite-komite yang mencakup organisasi secara keseluruhan harus dibentuk pada bidang seperti kurikulum, anggaran rumah tangga, administrasi, dan penilaian staf.

PEMBUATAN STRUKTUR FUNGSIONAL
   
Pembuatan sebuah struktur fungsional berarti pelimpahan wewenang, pemecahan konflik organisasi, pembuatan keputusan berarti, dan pembentukan kebijakan yang baik.

Pelimpahan wewenang
   
Pimpinan yang bijak melimpahkan tanggungjawab dan dengannya otoritas membuat keputusan yang diperlukan untuk memikul tanggung jawab tersebut.
   
Kebanyakan pimpinan terbebani oleh tugas-tugas yang telah diberikan kepada mereka. Pada banyak kasus tidak mungkin bagi satu orang untuk melakukan semua tugas ini. Dengan demikian penting untuk melimpahkan beberapa dari tugas tersebut ke orang-orang yang berkualifikasi yang dapat melaksanakannya secara efisien.
   
Harus ada pemahaman yang jelas antara administrator dan orang yang dilimpahi wewenang. Orang yang dilimpahi wewenang harus mau memikul tanggungjawab dan harus mengetahui secara pasti apa yang menjadi tanggungjawabnya.
   
Dalam program pendidikan jasmani, direktur pendidikan jasmani atau ketua sering melimpahkan kepada orang lain tanggung jawab-tanggung jawab untuk program teradaptasi, akademik, ekstrakurikuler, dan olahraga regu universitas. Direktur bidang atletik sering melimpahkan wewenang kepada pelatih atletik dan kepada manajer.
   
Akan tetapi, pimpinan harus menyadari bahwa dalam melimpahkan tanggungjawab, mereka masih bertanggung jawab untuk berfungsi unit secara keseluruhan, seperti divisi, departemen atau program sekolah.
Memecahkan konflik organisasi
   
Dalam program-program dan departemen-departemen, konflik benar-benar terjadi. Kapanpun manusia terlibat dalam sesuatu hal, konflik akan terjadi di seputar masalah keamanan, status, harga diri, atau aktualisasi diri. Ketika kebutuhan tertentu tidak terpenuhi, konflik bisa timbul. Orang-orang memiliki kebutuhan dasar yang bisa mewakili kebutuhan jasmani, seperti kebutuhan akan kenyamanan tubuh yang baik, kebutuhan psikologis, seperti rasa memiliki dan pengakuan, atau kebutuhan sosial, seperti keinginan untuk bekerja dengan kelompok orang tertentu.
   
Konflik-konflik organisasi, sebisa mungkin harus dipecahkan secara efektif oleh pimpinan/pengurus. Ini berarti menciptakan sebuah lingkungan dimana para karyawan mau bekerja dan dimana ada tempat untuk mencapai harga diri dan aktualisasi diri. Ini juga berarti menyediakan peluang-peluang bagi pertumbuhan pribadi. Konflik organisasi akan menjadi sangat kecil jika pimpinan menyadari kebutuhan-kebutuhan manusia dan mencoba untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini sebisa mungkin.

Membuat dan mengimplementasikan keputusan berarti dan menilai hasil

Pembuatan keputusan dalam proses administratif memerlukan agar tahapan-tahapan tertentu diikuti. Tahap-tahap yang berurutan dari proses ini disebutkan oleh Burr dan rekan-rekannya sebagai berikut:
1. Berunding. Masalah dibahas, fakta-fakta tentang masalah dikumpulkan, dan masalah dianalisis secara cermat.
2. Pengambilan keputusan. Sebagai hasil dari perundingan sebuah keputusan bisa dibuat. Alternatif-alternatif yang ada dipertimbangkan dengan cermat, dan pilihan didasarkan pada fakta-fakta yang ada.
3. Pemrograman. Setelah keputusan dibuat, program dikembangkan sehingga siap untuk diimplementasikan.
4. Stimulasi. Setelah pemrograman telah dibuat, dibentuklah menjadi operasi. Ini memerlukan keterlibatan orang, peningkatan minat, mendapatkan komitmen, dan memulai tindakan. Motivasi perlu didorong dan sikap dikembangkan dalam proses ini.
5. Koordinasi. Untuk bisa mengimplementasikan sebuah program secara efektif dibutuhkan koordinasi upaya-upaya staff, sumber daya material, komunikasi yang baik, dan hal-hal penting lainnya yang akan memastikan bahwa program dilaksanakan dengan baik.
6. Penilaian. Tahap terakhir adalah mengevaluasi dan menilai semua tahapan proses dan hasil yang diperoleh. Tahapan ini mencoba untuk menganalisis dimana proses berhasil atau gagal dan alasan-alasan untuk keberhasilan atau kegagalan tersebut.

Pembuatan kebijakan yang baik
   
Kebijakan sangat penting bagi administrasi yang efisien di departemen manapun, di sekolah, bisnis, atau organisasi lain. Tanpa kebijakan, sangat sedikit yang dapat memandu aktivitas dan tindakan dalam mencapai tujuan. Dengan kebijakan yang baik. Organisasi bisa berfungsi secara efisien dan efektif, dan anggota-anggotanya akan lebih memahami apa yang diharapkan dari mereka.
   
Kebijakan adalah panduan untuk bertindak. Kebijakan mencerminkan prosedur-prosedur yang, ketika dipatuhi, dapat memenuhi kepentingan terbaik dari organisasi dan tujuan pembentukan organisasi. Jika dipilih dan dikembangkan dengan baik, kebijakan-kebijakan memungkinkan setiap anggota organisasi mengetahui kewajiban yang harus dilakukan, tipe perilaku yang menghasilkan produktivitas terbesar untuk pendirian, bagaimana cara terbaik untuk mencapai tujuan departemen, dan prosedur mana yang dengannya akuntabilitas bisa dicapai dan dievaluasi.
   
Administrasi departemen pendidikan jasmani yang efisien memerlukan pembuatan kebijakan yang baik jika ingin mencapai tujuan-tujuannya.
   
Bagaimana membuat kebijakan. Kebijakan lahir dari hasil berbagai fenomena. Karena pendidikan merupakan sebuah tanggung jawab negara, maka pemerintah negara juga mengeluarkan kebijakan yang harus dipatuhi oleh otoritas-otoritas pendidikan lokal. Kebijakan dibuat dalam banyak cara dalam departemen pendidikan jasmani. Pada beberapa organisasi, ini dilakukan secara otokratis dengan seorang pimpinan atau dua yang membuat kebijakan secara unilateral. Proses ini tanpa perundingan dan saran-saran dari anggota-anggota organisasi. Akan tetapi, kecenderungan ada sekarang, adalah kecenderungan terhadap keterlibatan anggota staf yang lebih besar dalam pembuatan kebijakan. Walaupun anggota staf bisa berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan, perlu diketahui bahwa perumusan dan pembuatan kebijakan berbeda dengan pelaksanaan kebijakan. Pelaksanaan kebijakan biasanya merupakan tanggung jawab administratif.
   
Penulisan kebijakan. Sebelum kebijakan dituliskan, banyak penelitian yang harus dilakukan untuk menentukan apa yang masuk ke dalam substansi kebijakan tersebut. Ini bisa dilakukan dalam beberapa cara. Salah satu metode adalah direktur pendidikan jasmani menunjuk sebuah komite untuk secara cermat meneliti dan merekomendasikan kebijakan kepada pengurus. Ketika komite ini telah terbentuk untuk merekomendasikan kebijakan, dia akan menyelidiki fakta secara menyeluruh. Dia bisa memutuskan untuk meneliti kebijakan-kebijakan tentang masalah ini, apa yang dilakukan oleh organisasi lain di bidang, kebijakan apa yang telah ada sebelumnya, posisi yang diambil oleh asosiasi atletik dan profesional nasional, pandangan pimpinan lain, dan sebagainya. Kebijakan yang terakhir datang dari komite harus dituliskan secara jelas dan singkat. Tidak boleh ada kerancuan makna atau kemungkinan-kemungkinan kesalahan interpretasi.
   
Dimana kebijakan diperlukan. Hanya hal-hal terpenting yang dihadapi departemen pendidikan jasmani yang akan memiliki pernyataan kebijakan. Kebijakan tentang hal-hal yang dianggap sepele tidak disebutkan, karena kerancuan dan kegagalan untuk mematuhi kebijakan bisa terjadi ketika tidak diketahui atau dipahami.

PENGIDENTIFIKASIAN SASARAN-SASARAN YANG HARUS DICAPAI MELALUI ORGANISASI DAN STRUKTUR

Struktur organisasi memiliki satu tujuan yaitu untuk mencapai sasaran-sasaran yang menjadi maksud pendirian organisasi. Dengan demikian, penting untuk mengetahui sasaran apa yang sedang dicari.
   
Sebuah penelitian menunjukkan adanya empat arahan atau frase umum dimana pertumbuhan dan pengembangan terjadi: pengembangan fisik, pengembangan keahlian, pengembangan kognitif, dan pengembangan sosial. Pendidikan jasmani berkontribusi bagi masing-masing fase ini.

Sasaran pengembangan jasmani
   
Sasaran pengembangan jasmani berkaitan dengan program aktivitas yang membangun kekuatan fisik pada sebuah individu melalui pengembangan berbagai sistem organ dalam tubuh. Ini menghasilkan kemampuan untuk mempertahankan upaya adaptif, kemampuan untuk sembuh, dan kemampuan untuk melawan rasa lelah. Manfaat dari sasaran ini didasarkan pada fakta bahwa seorang individu akan lebih aktif, memiliki kinerja yang lebih baik, dan lebih sehat jika sistem organ tubuh dikembangkan secara memadai dan berfungsi dengan baik.

Sasaran pengembangan motoris
   
Sasaran pengembangan motoris adalah untuk melakukan pergerakan fisik secara tepat, tangkas, indah, estetik, dengan menggunakan energi yang sesedikit mungkin. Ini memiliki implikasi untuk pekerjaan dan permainan seseorang serta apapun yang memerlukan pergerakan fisik. Kata motoris melibatkan hubungan saraf atau serat saraf yang menghubungkan sistem saraf pusat, atau ganglion, dengan sebuah otot. Hasilnya adalah pergerakan, sebagai konsekuensi dari impuls yang ditransmisikan.
   
Pergerakan motoris yang efektif tergantung pada kerja yang harmonis antara otot dan sistem saraf. Dalam aktivitas pendidikan jasmani, fungsi pergerakan tubuh yang efisien, atau keahlian neuromuskular, adalah untuk memberikan kemampuan kepada seseorang untuk melakukan pekerjaan secara tangkas, yang menghasilkan kegembiraan lebih besar untuk berpartisipasi.

Sasaran pengembangan kognitif
   
Sasaran pengembangan kognitif melibatkan akumulasi berbagai pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan melakukan interpertasi.
   
Aktivitas-aktivitas fisik harus dipelajari: dengan demikian, berpikir menghasilkan pengetahuan. Koordinasi yang terlibat dalam berbagai pergerakan harus dikuasai dan diadaptasikan dengan aktivitas seseorang, apakah berjalan, berlari, atau menggenggam raket tennis. Pada semua pergerakan ini seseorang harus berpikir dan mengkoordinasikan sistem otot dan saraf. Pendidikan tentang pergerakan misalnya dirancang untuk memberikan kesadaran tentang prinsip-prinsip pergerakan, seperti peranan gravitasi, sehingga mereka bisa lebih baik dalam memahami bagaimana bergerak secara efisien.

Sasaran pengembangan sosial
   
Sasaran pengembangan sosial adalah untuk membantu seseorang melakukan penyesuaian-penyesuaian pribadi, penyesuaian kelompok, dan penyesuaian sebagai sebuah anggota masyarakat. Aktivitas pendidikan fisik menawarkan peluang yang bermanfaat untuk membuat penyesuaian-penyesuaian ini jika ada kepemimpinan yang baik.
   
Tindakan sosial adalah akibat dari sifat warisan tertentu atau perilaku yang dipelajari. Ada dorongan minat, rasa ingin tahu, keinginan, idealsme, sikap dan emosional yang terlibat dalam apapun yang kita lakukan. Aktivitas bermain merupakan salah satu dorongan yang paling mendasar pada diri manusia. Dengan demikian, dengan mempersiapkan individu dengan pengalaman memuaskan dalam aktivitas dimana mereka memiliki keinginan alami untuk terlibat, pendidikan jasmani memberikan peluang untuk mengembangkan sifat-sifat sosial yang diinginkan. Kuncinya adalah kepemimpinan yang berkualifikasi.

ORGANISASI DAN STRUKTUR PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR DAN LANJUTAN

Pengurus sekolah merupakan salah satu unit administratif mendasar bagi operasi sekolah dasar dan lanjutan dan merupakan sebuah perusahaan kecil yang didirikan oleh negara. Personil administratif kunci dalam sebuah sistem sekolah biasanya terdiri dari pengawas sekolah, asisten pengawas sekolah, sekretaris, kepala sekolah, supervisor, dan direktur.

Pengawas sekolah
   
Dalam sistem sekolah yang luas ada seorang pengawas yang memiliki tugas untuk mengawasi sekolah secara keseluruhan. Asisten kepala sekolah bertugas dalam hal rincian teknis, manajemen, atau berbagai fase program, seperti pendidikan sekunder. Juga ada posisi pengawas yang terkait dengan sekolah-sekolah yang lebih kecil. Pekerjaan pengawas adalah melaksanakan kebijakan-kebijakan pendidikan dari negara dan badan pendidikan. Dia bertindak sebagai pemimpin dalam hal-hal menyangkut pendidikan dalam komunitas dan juga memberikan nasihat profesional kepada badan pendidikan.
Asisten pengawas untuk pelayanan bisnis atau pimpinan urusan bisnis sekolah

Pimpinan urusan bisnis sekolah berfungsi sebagai pengarah masalah-masalah menyangkut bisnis dan operasi serta perawatan gedung dan lingkungan sekolah, biasanya secara langsung mengawasi staf kantor bisnis, pelayanan bangunan dan staf perawatan, dan secara tidak langsung mengawasi staf penjagaan. Dia bisa melakukan tugas pengawas sebagaimana diarahkan jika pengawas tidak ada.

Asisten pengawas atau direktur pelayanan instruksional
   
Direktur instruksi secara langsung mengawasi divisi-divisi pendidikan dasar, pendidikan sekunder, pendidikan dewasa, pendidikan kesehatan dan jasmani, pendidikan musik, seni praktis dan liburan, pendidikan sekolah musim panas, dan pelatihan guru yang sedang bertugas. Dia terlibat dalam pembuatan materi-materi kurikulum, pengaturan dan pengawasan instruksi dan pengajaran. Direktur instruksi bisa melakukan tugas pengawas sekolah sebagaimana diarahkan jika pengawas tidak hadir.

Asisten pengawas atau direktur pelayanan personil
   
Direktur personil mengawasi karyawan profesional dan yang tidak profesional dan merekrut serta mewawancarai kandidat untuk menempati posisi. Dia biasanya bertanggung jawab untuk semua pelayanan personil siswa, panduan dan pelayanan psikologis, anak-anak yang cacat dan pelayanan khusus, serta kehadiran dan penyesuaian.

Sekretaris
   
Sekretaris biasanya berada di bawah arahan pengawas sekolah. Sekretaris memiliki tugas yang berkenaan dengan persuratan, memberitahukan kepada semua anggota jika ada pertemuan khusus dan pertemuan reguler, dan memiliki tugas atas arsip dan simpanan data badan pengurus.

Kepala sekolah
   
Posisi kepala sekolah mirip dengan posisi pengawas. Perbedaan utamanya adalah dalam hal tanggung jawab. Pengawas biasanya memiliki tanggung jawab untuk seluruh sekolah yang ada dalam sebuah komunitas tertentu, sedangkan kepala sekolah bertugas untuk satu sekolah tertentu saja. Tugas kepala sekolah mencakup pelaksanaan kebijakan pendidikan sebagaimana yang digariskan oleh pengawas, menilai penawaran pendidikan, membuat laporan berkala tentang berbagai aspek program, mengarahkan program instruksional, mempromosikan hubungan yang baik antara komunitas dan sekolah, dan mengawasi perawatan fisik sekolah.

Supervisor
   
Supervisor pada umumnya bertanggung jawab untuk mengembangkan instruksi pada area tertentu, walaupun terkadang seorang supervisor bertanggung jawab untuk seluruh program instruksional dasar atau sekunder.

Direktur
   
Direktur bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi dari hal subjek spesifik tertentu atau tingkat pendidikan tertentu. Tanggung jawab ini memiliki implikasi terhadap administratif dan supervisor.
Direktur pendidikan jasmani dan atletik
   
Direktur pendidikan fisik dan atletik memberikan kepemimpinan, program, fasilitas, dan hal-hal penting lainnya pada bidang-bidang khusus ini.  Tanggung jawab khusus mencakup hal-hal berikut:

1.Mengimplementasikan standar-standar yang dibuat oleh Departemen Pendidikan dan badan pendidikan setempat.
2.Mewawancarai kandidat yang mungkin untuk posisi di bidang khusus dan membuat rekomendasi untuk posisi-posisi ini.
3.Bekerja sama dengan asisten pengawas yang bertugas untuk urusan bisnis, asisten pengawas yang bertugas untuk instruksi, dan hal-hal menyangkut mata pelajaran dan guru kelas.
4.Mengkoordinasikan area-area pendidikan fisik dan atletik.
5.Mengawasi fasilitas pendidikan fisik di dalam dan di luar, perlengkapan, dan suplai yang berkaitan dengan bidang-bidang khusus – tanggung jawab ini mencakup perawatan, keamanan, dan penempatan operasi.
6.Menjaga hubungan dengan kelompok-kelompok komunitas – tanggung jawab ini mencakup tugas-tugas seperti pelaksanaan pertemuan pendidikan untuk menginterpretasi dan mengembangkan program, menjadwalkan fasilitas sekolah untuk kelompok komunitas, dan melayani berbagai komite komunitas untuk kebutuhan para generasi muda.
7.Membuat laporan berkala tentang bidang-bidang aktivitas.
8.Mengkoordinasikan aktivitas pertahanan sipil sekolah dalam beberapa sistem sekolah.
9.Melayani dewan kesehatan sekolah.
10.Mengawasi seluruh program pendidikan jasmani (kelas, akademik, ekstrakurikuler, dan lain-lain).
11.Membuat jadwal, praktek dan fasilitas permainan, asuransi dan perlengkapan.
12.Menjaga hubungan dengan negara, distrik, dan kelompok profesional negara
13.Memperbaharui program secara umum.

ORGANISASI DAN STRUKTUR PENDIDIKAN JASMANI DI PERGURUAN TINGGI DAN UNIVERSITAS

Sebuah kampus atau universitas ditandai dengan sebuah badan pengatur, biasanya dikenal sebagai dewan pengawas, yang  memiliki kendali berdasarkan mandat dari legislatif. Badan pengatur sebuah perguruan tinggi biasanya melimpahkan banyak wewenangnya ke administrasi dan fakultas institusi. Petugas administratif, biasanya yang dikepalai seorang presiden, umumnya diorganisir menjadi beberapa area administrasi dasar seperti akademik, pelayanan personil siswa, bisnis, dan hubungan masyarakat. Anggota fakultas biasanya diorganisir menjadi perguruan tinggi, sekolah, divisi, dan departemen instruksi dan departemen penelitian. Pada organisasi-organisasi besar, seseorang sering menemukan senat universitas yang merupakan wakil dari fakultas dan berfungsi sebagai penghubung antara fakultas dan administrasi. Bidang pendidikan jasmani bisa memiliki divisi fisik, atau status departemen. Kewajiban seorang dekan, direktur, atau ketua selaras dengan kepala sekolah, direktur, atau ketua di sekolah tinggi.
   
Pendidikan jasmani diorganisir sebagai salah satu unit administratif untuk pria dan wanita di kebanyakan perguruan tinggi dan universitas di Amerika Serikat. Unit administratif bisa berupa perguruan tinggi, sekolah, divisi, atau departemen; pimpinan yang bertugas untuk program pendidikan fisik bisa disebut sebagai dekan, pengawas, atau ketua. Pada banyak institusi tingkat tinggi pimpinan ini bertanggung jawab secara langsung kepada presiden atau kepada seorang dekan, tetapi pada beberapa instansi, dia bertanggung jawab untuk direktur atletik dan administrator program pendidikan fisik diberikan kepada orang yang sama. Banyak perguruan tinggi dan universitas yang memiliki direktur atletik akademik, karena pada kebanyakan dari institusi ini atletik akademik adalah bagian dari program pendidikan jasmani.

PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DAN KAMPUS

Program pendidikan fisik di sekolah dan kampus umumnya diorganisir menjadi empat komponen, yaitu: (1) kelas yang diperlukan atau program instruksi dasar, (2) beradaptasi atau program untuk penyandang cacat, (3) program atletik akademik dan ekstrakurikuler, dan (4) regu antar-sekolah atau program atletik antar-kampus.
   
Kelas yang diperlukan atau program instruksi dasar memberikan pendidikan fisik untuk semua siswa dan mengajari mereka aturan-aturan, strategi-strategi, dan keahlian dalam berbagai aktivitas yang menyusun program.
   
Program adaptasi memenuhi kebutuhan individu yang secara sementara atau permanen tidak mampu turut ambil bagian dalam program pendidikan jasmani reguler karena beberapa gangguan fisik, cacat fungsional yang mampu ditingkatkan melalui latihan, atau cacat lainnya.
   
Program atletik akademik dan ekstrakurikuler merupakan sebuah pendidikan jasmani sukarela untuk semua siswa dalam satu atau beberapa sekolah atau kampus yang mencakup liga-liga dan turnamen-turnamen kompetitif dan permainan dan olahraga. Dalam program akademik, aktivitas-aktivitas dilakukan untuk siswa yang hanya terdapat dalam satu sekolah atau kampus, sedangkan program ekstrakurikuler, siswa dari lebih satu sekolah atau kampus bisa berpartisipasi.
   
Program atletik regu antar sekolah atau antar kampus dirancang untuk individu berskill pada satu sekolah atau kampus yang berkompetisi dengan individu berkeahlian dari sekolah atau kampus lain untuk aktivitas pendidikan fisik tertentu.

ORGANISASI DAN STRUKTUR PENDIDIKAN FISIK DALAM INDUSTRI, KLUB KESEHATAN, DAN ORGANISASI SELAIN SEKOLAH DAN KAMPUS

Program pendidikan fisik terdapat dalam setting selain sekolah dan kampus. Dengan ketertarikan yang ada sekarang ini terhadap kesehatan dan kecocokan fisik, setting-setting ini semakin meningkat jumlahnya. Struktur administratif untuk program seperti ini berbeda-beda dalam setiap organisasi. Pada program fitness eksekutif dalam industri misalnya, program pendidikan fisik bisa dibuat sedemikian rupa sehingga bertanggung jawab untuk supervisor medis, presiden, atau petugas lain dalam organisasi. Dalam klub-klub kesehatan, program pendidikan fisik sering berada langsung dibawah pengawasan pemilik atau manajer. Dalam institusi koreksional, program pendidikan fisik biasanya di bawah pengawasan langsung dari pengawas.
   
Karena ada berbagai variasi dalam struktur administratif program pendidikan jasmani dalam organisasi-organisasi ini, maka tidak mungkin untuk memaparkan sebuah organisasi dan struktur standar. Dalam setting sekolah atau kampus, ada beberapa kemiripan tipe struktur administratif yang ada dan personil yang diidentifikasi dengan struktur tersebut. Akan tetapi, klub-klub kesehatan, industri, dan banyak organisasi lain misalnya, keinginan dari masing-masing organisasi menemukan struktur administratif. 
   
Program pendidikan jasmani selain di sekolah dan kampus dirancang untuk anggota-anggota atau klien yang dilayani oleh organisasi tersebut. Beberapa dilakukan untuk mencari keuntungan, seperti klub kesehatan, sedangkan kebanyakan dilakukan untuk manfaat para anggotanya, seperti untuk karyawan di industri.
   
Program-program ini memberikan berbagai aktivitas, termasuk pengujian stress untuk menentukan toleransi olahraga, olahraga preskriptif untuk mengembangkan dan mempertahankan kebugaran fisik, berbagai olahraga dan aktivitas pendidikan fisik, kompetisi olahraga yang sangat terorganisir, dan bentuk-bentuk aktivitas lain.
   
Perlengkapan dan fasilitas bisa mencakup alat olahraga Nautilus dan Universal, dan fasilitas-fasilitas seperti gimnasium, ruang olahraga, kolam renang, lapangan bermain, lapangan tennis, dan jalur jogging.
   
Personil pendidikan jasmani yang terlibat dalam program-program ini mencakup orang-orang yang dilatih pada bidang spesialisasi pendidikan fisik seperti fisiologi olahraga, biomekanik, administrasi atletik, pelatih, pelatihan atletik, dan penulisan di bidang olahraga serta hubungan masyarakat.

0 comments:

Post a Comment