Manajemen Fasilitas Olahraga

Fasilitas pendidikan jasmani memerlukan perencanaan yang cermat, dan spesialis-spesialis di bidang ini harus dihubungi. Para pengurus, guru olahraga, dan personil lain harus berpartisipasi dalam merencanakan fasilitas-fasilitas baru dan memiliki pengetahuan tentang struktur dan fungsinya. Konsep-konsep struktural yang inovatif dan tren-tren terkini harus diperiksa secara menyeluruh untuk menghasilkan fasilitas jasmani yang sehat dan efisien.
   

Fasilitas jasmani merupakan pertimbangan utama dalam kebanyakan pendidikan jasmani, program atletik dan rekreasi. Banyak ide-ide arsitektur baru yang sedang diperkenalkan dan konsep-konsep baru dikembangkan untuk memiliki fasilitas yang lebih ekonomis dan lebih fungsional.

PERENCANAAN FASILITAS
   
Ada dua prinsip penting yang harus selalu diingat para guru olahraga dalam kaitannya dengan manajemen fasilitas, yaitu: (1) fasilitas muncul dari kebutuhan program, dan (2) perencanaan kooperatif penting untuk menghindari kesalahan-kesalahan umum. Metode-metode pengajaran objektif, aktivitas dan material, kebijakan administratif, dan perlengkapan dan suplai merupakan pertimbangan-pertimbangan berkenaan dengan fasilitas.
   
Penman (1997) telah menyebutkan 17 prinsip umum dalam perencanaan fasilitas, yaitu:

1.Membuat prioritas penggunaan fasilitas.
2.Merancang fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan karakteristik unik dari komunitas.
3.Menentukan kelompok usia untuk mana fasilitas direncanakan
4.Memproyeksikan laju pertumbuhan populasi di tahap-tahap awal perencanaan.
5.Jika fasilitas merupakan sekolah yang baru, dia harus dirancang untuk penggunaan selama 50 tahun.
6.Merancang fasilitas untuk pengawasan yang efisien
7.Menghilangkan penggandaan fasilitas sekolah dan taman di lingkungan yang berdekatan.
8.Petugas taman dan sekolah harus memiliki hubungan kerja yang dekat berkenaan dengan fasilitas.
9.Guru olahraga harus membujuk ofisial-ofisial kunci untuk memasukkan konsep-konsep baru dalam fasilitas.
10.Para guru olahraga harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang perencanaan fasilitas.
11.Mereka yang cacat fisik harus dipertimbangkan dalam perencanaan.
12.Perawatan fasilitas setelah pembuatan harus dipertimbangkan.
13.Fasilitas tidak boleh ditiru dari fasilitas lain, karena kebutuhan berbeda yang masing-masing menandai situasi.
14.Fasilitas harus direncanakan utamanya untuk partisipan.
15.Sebuah model fasilitas yang diusulkan harus dibangun.
16.Para guru olahraga harus berupaya untuk mendapatkan fasilitas yang sebaik mungkin, dengan mengenali bahwa pengkompromian mungkin diperlukan.
17.Perencanaan untuk sekolah harus mengenali tipe-tipe aktivitas yang berbeda dalam program pada setiap tingkat pendidikan.
   
Prinsip-prinsip lain yang mendasar bagi perencanaan fasilitas terkait dengan promosi optimal lingkungan yang sehat untuk siswa. Termasuk dalam prinsip ini adalah tersedianya fasilitas yang mempertimbangkan kebutuhan fisiologis siswa, yang mencakup kontrol suhu yang baik, pencahayaan, suplai air, dan tingkat kegaduhan. Prinsip kedua adalah menyediakan fasilitas yang aman. Fasilitas harus direncanakan sedemikian rupa sehingga bahaya kebakaran, kemungkinan kecelakaan mekanis, dan bahaya-bahaya yang terlibat dalam lalu lintas akan dihilangkan atau dijaga seminimal mungkin. Prinsip ketiga berkenaan dengan perlindungan terhadap penyakit. Terakhir, prinsip keempat adalah kebutuhan untuk menyediakan lingkungan psikologis yang sehat. Ini memiliki implikasi untuk ruang, lokasi aktivitas, skema warna, dan lain-lain.
   
Disamping itu, prinsip-prinsip perencanaan fasilitas juga telah dikembangkan oleh Bookwalter (1964). Ini bisa digunakan sebagai panduan untuk perencanaan, konstruksi, dan penggunaan fasilitas untuk program pendidikan fisik. Prinsip-prinsip ini mencakup vailiditas, utilitas, keterjangkauan, pengisolasian, departementalisasi, keamanan, kesehatan dan sanitas, pengawasan, ketahanan dan perawatan, keindahan, fleksibilitas dan daya ekspansi, dan ekonomi.

1.Validitas. Standar-standar untuk ruang, struktur, dan perlengkapan tetap harus sesuai dengan aturan-aturan yang penting bagi pelaksanaan program secara efektif.
2.Utilitas. Fasilitas-fasilitas harus dapat diadaptasikan untuk berbagai aktivitas dan program tanpa mempengaruhi item-item seperti keamanan dan instruksi yang efektif.
3.Keterjangkauan. Fasiitas-fasilitas harus siap dan dapat diakses secara langsung oleh orang-orang yang akan menggunakannya.
4.Isolasi. Fasilitas-fasilitas harus direncanakan untuk mengurangi hal-hal yang mengganggu seminimal mungkin.
5.Departementalisasi. Pelayanan dan aktivitas yang terkait fungsional harus berkelanjutan atau memiliki efisiensi dan ekonomi yang tertinggi.
6.Keamanan, kebersihan dan sanitasi. Penjagaan standar-standar kesehatan yang baik harus menjadi pertimbangan utama dalam semua perencanaan fasilitas.
7.Pengawasan. Fasilitas-fasilitas harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengawasan guru yang baik terhadap aktivitas-aktivitas yang berada di bawah kekuasaannya. Dengan demikian, keterjangkauan adalah pertimbangan yang penting.
8.Ketahanan dan perawatan. Fasilitas harus mudah dan hemat untuk dirawat dan harus tahan lama.
9.Keindahan. Fasilitas harus menarik dan menyenangkan secara estetik dengan pemanfaatan dinamika dan desain warna yang baik.
10.Fleksibilitas dan ekspansibilitas. Perubahan-perubahan program dan pertimbangan-pertimbangan lain untuk untuk ekspansi di masa mendatang harus diperhitungkan. Pemikiran moderen telah menekankan prinsip fleksibilitas dalam hal fasilitas pendidikan jasmani. Fleksibilitas harus disediakan untuk perubahan langsung  yang kemungkinan akan terjadi.
11.Ekonomi. Penggunaan dana, ruang, waktu, energi, dan faktor-faktor penting lainnya dengan cara yang paling baik harus dipertimbangkan karena terkait dengan perencanaan fasilitas. 
   
Rangkuman tentang beberapa panduan dan prinsip penting untuk perencanaan fasilitas mencakup sebagai berikut:

1.Semua perencanaan harus didasarkan pada tujuan-tujuan yang mengenali bahwa lingkungan fisik dan non-fisik harus aman, menarik, nyaman, bersih, praktis, dan diadaptasikan dengan kebutuhan-kebutuhan individu.
2.Perencanaan harus mencakup pertimbangan fasilitas pendidikan kesehatan dan jasmani sekolah atau kampus secara menyeluruh.
3.Fasilitas-fasilitas harus dijalankan sesuai dengan standar-standar kesehatan, yang memegang bagian penting dalam melindungi kesehatan individu dan dalam menentukan hasil.
4.Fasilitas memegang sebuah peranan dalam pengendalian penyakit. Sejauh mana organisasi menyediakan area-area permainan, ventilasi yang baik, pemanasan, dan kebersihan akan menentukan seberapa efektif penyakit dikontrol.
5.Pengurus harus membuat perencanaan untuk fasilitas-fasilitas jauh hari sebelum seorang arsitek bisa dihubungi.
6.Standar-standar yang digunakan sebagai panduan dan sebagai titik awal akan terbukti membantu. Akan tetapi, penting untuk selalu diingat bahwa standar-standar tidak selamanya bisa digunakan sebagaimana telah dibuat. Mereka biasanya harus dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan lokal, kondisi, dan sumber daya.
7.Aturan-aturan bangunan dan sanitasi yang dikeluarkan oleh departemen kesehatan masyarakat propinsi dan setempat dan nasihat teknis dan pelayanan konsultasi yang tersedia harus diketahui dan digunakan oleh para pengurus selama perencanaan konstruksi fasilitas.
8.Pendidikan jasmani dan personil rekreasi harus memegang peranan penting dalam merencanakan dan mengoperasikan fasilitas.
9.Fasilitas haru direncanakan dengan mata yang selalu tertuju ke masa depan. Seringkali, fasilitas-fasilitas dibangun dan tumbuh pesat dalam waktu yang sangat singkat.
10.Perencanaan harus memberikan bagian ruang yang memadai terhadap area aktivitas dan program, yang harus mendapatkan prioritas.
11.Kondisi geografis dan iklim harus dipertimbangkan ketika merencanakan fasilitas.
12.Arsitek tidak selamanya memberikan banyak perhatian sebagaimana yang seharusnya terhadap karakteristik pendidikan dan kesehatan ketika merencanakan bangunan dan fasilitas.
13.Fasilitas-fasilitas harus mencakup semua karakteristik keamanan yang diperlukan yang esensial dalam program pendidikan fisik.
14.Pembangunan sekolah atau fasilitas pendidikan jasmani kampus sering cenderung membuat sebuah pola yang akan mempengaruhi orang tua, pemimpin warga, dan lain-lain. Ini selanjutnya mempromosikan lingkungan yang aman dan sehat untuk seluruh komunitas.

Penyediaan lingkungan yang sehat
   
Lingkungan yang sehat harus mempertimbangkan partisipan. Partisipan harus diberikan sebuah lingkungan yang aman, sehat, menyenangkan, dan aman secara emosional. Lingkungan juga mencakup lingkungan lingkungan luar, dimana segala sesuatunya yang mungkin harus dilakukan untuk mengontrol polusi tanah, udara dan air.
   
Karakteristik-karakteristik kesehatan yang umum dari lingkungan fisik mencakup tempat, bangunan, pencahayaan, pemanasan dan ventilasi, furnitur, sanitas pabrik, dan akustik, serta pertimbangan hal-hal seperti fasilitas olahraga indoor dan outdoor.
   
Lokasi. Ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi yang cocok. Pertimbangan-pertimbangan ini akan berbeda, tergantung pada komunitas. Apakah itu berupa komunitas pedesaan atau perkotaan akan memiliki penekanan terhadap lokasi tempat pembangunan fasilitas. Pada komunitas perkotaan lebih dipilih untuk menempatkan sebuah sekolah di dekat fasilitas transportasi, tetapi jauh dari pertimbangan-pertimbangan industri, kebisingan, lalu lintas berat, asap industri, dan kabut. Pertimbangan harus diberikan untuk tren-tren dalam perpindahan populasi dan perkembangan masa depan wilayah dimana bangunan direncanakan.
   
Bangunan. Tren di sekolah sekarang ini adalah terhadap konstruksi satu lantai pada tingkat pendidikan pra-kampus, jika memungkinkan, dengan penekanan terhadap perencanaan dari sudut pandang fungsional ketimbang dari sudut pandang ornamental. Bangunan harus dibuat dari sudut pandang penggunaan. Juga penting agar seorang arsitek merencanakan fasilitas-fasilitas yang memiliki pertimbangan khusus terhadap kebutuhan yang menggunakannya.
   
Pencahayaan. Pencahayaan yang baik penting untuk melindungi penglihatan, mencegah rasa lelah, dan mendukung hal-hal lainnya.
   
Sanitasi bangunan. Sanitasi bangunan tidak boleh dipandang remah. Fasilitas sanitasi harus direncanakan dengan baik dan dirawat dengan baik. Persediaan air harus aman dan memadai. Jika ada pertanyaan, departemen kesehatan propinsi dan daerah harus dihubungi. Dalam kaitannya dengan persediaan air, salah satu otoritas menyarankan bahwa sekurang-kurangnya 20 galon per individu per hari diperlukan untuk semua tujuan.
   
Akustik. Gangguan-gangguan kebisingan, yang menyebabkan ketegangan saraf, dan menyebabkan kehilangan berbagai manfaat aktivitas. Dengan demikian, kebisingan harus dihilangkan seefektif mungkin. Ini bisa dicapai dengan perlakuan akustik tempat-tempat penting seperti koridor, gimnasium, dan kolam renang.
   
Gimnasium dan area olahraga dalam ruangan. Ruang yang memadai harus disediakan untuk semua fase aktivitas program, baik itu gimnasium, kolam renang, atau daerah-daerah pembantu. Matras harus digunakan sebagai alat protektif pada dinding dan area-area lain dimana partisipan bisa cedera.
   
Pakaian dan perlengkapan. Pakaian dan perlengkapan yang digunakan dalam aktivitas pendidikan fisik harus memenuhi standar-standar kesehatan. Jika tidak, bau atau kuman akan timbul, menyebabkan lingkungan yang tidak menyenangkan dan bisa membantu penyebaran penyakit. Matras gimnasium misalnya harus dijaga tetap bersih. Pakaian pendidikan jasmani reguler, harus dikenakan kecuali pada aktivitas-aktivitas yang tidak menuntut hal tersebut.
   
Kolam renang. Kolam renang memerlukan perhatian khusus baik indoor maupun outdoor. Pertama, kolam renang harus dibuat dengan baik untuk menyediakan filtrasi, sirkulasi, dan klorinasi yang memadai. Peraturan-peraturan untuk penggunaan kolam harus dibuat dan para siswa dikenalkan dengan aturan-aturan ini.
   
Kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan juga mencakup polusi udara, yang merupakan faktor penting untuk para atlit dan guru olahraga. Bahaya dari polusi udara cukup besar; ribuan orang meninggal setiap tahun karena bronkitis dan emphysema. Udara bersih penting bagi kesehatan, dan udara yang tercemar berbahaya bagi setiap orang, khususnya para atlet yang berpartisipasi dalam aktivitas di luar ruangan.

Kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan para para guru olahraga dalam manajemen fasilitas

Beberapa kesalahan umum yang dilakukan oleh para guru olahraga dalam perencanaan fasilitas dan manajemen mencakup hal-hal berikut:

1.Kegagalan untuk secara memadai memproyeksikan pendaftaran dan program yang diperlukan di masa mendatang.
2.Kegagalan untuk memberikan banyak kegunaan bagi fasilitas
3.Kegagalan untuk menyediakan keterjangkauan yang memadai bagi para siswa dalam kelas-kelas pendidikan jasmani dan juga untuk kelompok-kelompok komunitas untuk tujuan rekreasi
4.Kegagalan untuk mengamati faktor-faktor kesehatan dasar dalam merencanakan fasilitas dalam kaitannya dengan pencahayaan, keamanan, dan ventilasi
5.Kegagalan untuk memberikan ruang yang memadai bagi pelaksanaan sebuah program komprehensif aktivitas-aktivitas pendidikan jasmani.
6.Kegagalan untuk memberikan akomodasi yang sesuai bagi para penonton.
7.Kegagalan untuk menghilangkan kebisingan yang akan mengganggu fungsi pendidikan
8.Kegagalan untuk bertemu dengan seorang arsitek dalam memberikan pandangan-pandangan tentang kebutuhan program.
9.Kegagalan untuk memberikan kantor staf yang memadai
10.Kegagalan untuk menyediakan ruang penyimpanan yang memadai
11.Kegagalan untuk menyediakan ruang yang memadai dan privasi untuk pemeriksaan kesehatan
12.Kegagalan untuk menyediakan pintu masuk yang cukup besar agar bisa mengakomodasi alat transport
13.Kegagalan untuk mengamati standar-standar profesional terkini yang diinginkan.
14.Kegagalan untuk melakukan pemeriksaan yang layak terhadap biaya dalam hal ketahanan, waktu, uang, dan instruksi efektif.
15.Kegagalan untuk menempatkan tempat-tempat pembelajaran secara baik dengan fasilitas pelayanan.

FASILITAS-FASILITAS DALAM RUANGAN
   
Beberapa area dan fasilitas khusus diperlukan oleh pendidikan jasmani dan program atletik.
Kantor staf dan administrasi
   
Penting bagi para guru olahraga dan atletik untuk memiliki satu bagian bangunan untuk kantor staf dan administrasi. Sekurang-kurangnya harus ada  kantor besar dengan sebuah ruang tunggu. Kantor pusat menjadi tempat dimana pekerjaan kesekretariatan dan pekerjaan tulis menulis dilakukan, ruang untuk menyimpan catatan-catatan dan arsip, dan tempat penyimpanan untuk alat-alat kantor. Ruang tunggu bisa berfungsi sebagai sebuah titik penerimaan dimana orang-orang bisa menunggu sampai anggota-anggota staff siap bertemu dengan mereka.
Lemari loker, pancuran air (shower), dan ruang pengering
   
Pendidikan jasmani dan aktivitas atletik memerlukan fasilitas-fasilitas untuk penyimpanan pakaian, pengguyuran tubuh, dan pengeringan. Ini penting bagi kesehatan yang baik dan program yang terorganisir dengan baik.
   
Ruang loker dan shower harus dapat diakses oleh tempat beraktivitas. Ruang loker tidak boleh menjadi tempat yang menumpuk yang seseorang ingin keluar darinya sesegera mungkin. Justru, ruang ini harus luas, menyediakan loker penyimpanan dan pakaian, bangku-bangku, cermin, tempat istirahat dan tempat minum.
Gaymnasium
   
Tipe dan jumlah gymnasium yang harus menjadi bagian dari sebuah sekolah atau organisasi tergantung pada jumlah individu yang akan berpartisiasi dan berbagai aktivitas yang akan dilakukan di area ini.
   
Gambaran-gambaran konstruksi yang umum mencakup dinding yang halus, lantai dari kayu keras, pencahayaan untuk istirahat, radiator untuk istirahat, jendela yang memadai dan bertabir baik, dan ruang penyimpanan untuk alat-alat dan perlengkapan. Pada umumnya juga disepakati bahwa pada sekolah sangat baik jika memiliki gymnasium yang terletak pada sayap terpisah dari bangunan untuk mengisolasi kegaduhan dan juga sebagai sebuah lokasi yang nyaman untuk kelompok-kelompok komunitas yang akan merasa cemas dengan penggunaan fasilitas-fasilitas seperti ini.
   
Aliansi Kesehatan untuk Amerika, Pendidikan Jasmani, dan Rekreasi telah merekomendasikan beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan ketika merencanakan pembangunan gymnasium:

1.Lantai kayu yang keras yang lentur dan tidak licin.
2.Dinding interior yang halus dengan tinggi 10 atau 12 kaki
3.Dinding atas tidak perlu halus
4.Langit-langit harus memantulkan cahaya dan menyerap suara, dan harus sekurang-kurangnya 20 hingga 24 kaki dari lantai ke berkas yang terpapar.
5.Jendela-jendela harus berada 10 sampai 12 kaki di atas lantai dan ditempatkan pada sisi kamar.
6.Pemanasan harus dikontrol secara termostatik, radiator dilengkapi bahan pelindung jika terdapat pada lantai.
7.Pembuatan sub lantai harus kebal terhadap lembab dan rayap dan memiliki ventilasi yang baik.
8.Suspensi alat dari langit-langit dan penegakan alat tipe dinding harus direncanakan dengan baik.
9.Ventilasi mekanis mungkin diperlukan.
10.Pencahayaan baik yang memenuhi standar-standar yang disetujui dan secara selektif dikontrol untuk berbagai aktivitas harus dirancang.
11.Plat-plat lantai untuk standar dan alat harus direncanakan, serta item-item seperti papan tulis, jam listrik dan papan skor, sistem alamat publik, dan ketersediaan pers dan radio.
12.Penandaan lantai untuk berbagai permainan harus dipasang setelah lapisan utama diberikan dan sebelum pengaplikasian lapisan akhir.
   
Banyak gymnasium yang memiliki pintu-pintu lipat yang membaginya menjadi dua bagian, tiga atau empat dan memungkinkan aktivitas dilakukan secara simultan pada masing-masing sisi. Ini telah ditemukan memuaskan dimana gymnasium terpisah tidak bisa diberikan.

Panduan-panduan dalam perencanaan gymnasium
   
Panduan-panduan berikut absah untuk para pengurus, arsitek, anggota badan pengurus, dan orang-orang lain yang terlibat dalam perencanaan gymnasium. Banyak dari panduan ini yang diremehkan oleh mereka yang bertanggung jawab atas pembangunan gymnasium.
   
Atap. Jika atap tidak dirancang dengan baik sebelum konstruksi, perubahan instalasi perlengkapan yang memakan biaya mahal bisa terjadi di kemudian hari.
   
Lantai. Lantai adalah bagian penting dari gymnasium dan harus dibuat dari kayu keras, bukan tegel. Walaupun mahal, kayu keras lebih aman, tidak menjadi licin, dan lebih baik untuk kinerja atletik.
   
Dinding. Tempat-tempat keluarnya kabel instalasi listrik harus disediakan di seluruh bagian gymnasium sehingga area-area audiovisual bisa digunakan pada masing-masing stasiun aktivitas.
   
Pencahayaan. Pencahayaan yang tahan lama dengan segala perlengkapannya sangat esensial. Tepi ini membantu kerusakan balon akibat sentuhan bola.
   
Akustik. Pengendalian kegaduhan harus menjadi pertimbangan utama dalam setiap konstruksi gymnasium. Perlakuan langit-langit dan dinding secara akustik bisa membantu mengurangi atau menghilangkan kegaduhan.
   
Area aktivitas khusus. Walaupun gymnasium memerlukan banyak ruang, namun harus ada area tambahan untuk aktivitas-aktivitas yang penting bagi pendidikan jasmani dan program atletik.
   
Ruangan bantu. Area-area bantu utama adalah ruangan suplai, pemeriksaan, laundry dan lain-lain.
   
Ruang suplai harus dapat diakses dengan mudah dari gymnasium dan area aktivitas lain. Pada ruangan-ruangan ini terdapat bila, net, dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk program. Ukuran ruangan-ruangan ini bervariasi menurut jumlah aktivitas yang ditawarkan dan jumlah partisipan.
   
Ruang pemeriksaan harus dibuat secara musiman. Ruang ini menampung alat dan suplai yang digunakan dalam berbagai aktivitas musiman.
   
Ruang penjagaan menjadi sebuah tempat untuk menyimpan perlengkapan dan suplai yang digunakan untuk mempertahankan fasilitas-fasilitas khusus ini.
   
Laundri harus cukup besar untuk mengakomodasi pencucian item-item penting seperti handuk, seragam, dan pakaian renang.

Kolam renang dalam ruangan
   
Keputusan desain utama harus dibuat jika sebuah organisasi memutuskan untuk membuat sebuah kolam renang. Ini mencakup item-item seperti sifat program yang akan dilakukan di kolam renang, tipe sistem aakebanjiran, dimensi dan bentuk kolam, kedalaman air, tipe tempat finish, tipe filter dan sistem perlakuan air, material konstruksi, jumlah area dek, kontrol iklim, pencahayaan, dan jumlah penonton yang akan diakomodasi.

FASILITAS-FASILITAS DI LUAR RUANGAN

Fasilitas-fasilitas di luar ruangan yang akan dibahas disini adalah (1) area bermain, (2) area permainan, (3) kolam renang luar ruangan dan (4) kemah.

Area bermain
   
Banyak faktor yang harus diperhitungkan ketika merencanakan fasilitas luar ruangan untuk sekolah dan kampus. Sebelum sebuah tempat dipilih, penting untuk menilai lokasi, topografi, drainase tanah, suplai air, ukuran, bentuk dan karakteristik alam. Fasilitas-fasilitas luar ruangan harus sedekat mungkin dengan gymnasium dan ruang loker dan cukup jauh dari ruang kelas sehingga kegaduhan tidak akan menjadi faktor pengganggu.
   
Area bermain harus melayani kebutuhan dan kepentingan siswa selama seluruh masa sekolah dan pada saat yang sama harus menjadi sebuah setting untuk aktivitas selama masa libur. Ukuran area bermain harus ditentukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ditawarkan dalam program dan jumlah individu yang akan menggunakan fasilitas pada jam-jam sibuk. Kemungkinan-kemungkinan untuk ekspansi juga harus selalu dipertimbangkan.

Area permainan
   
Area permainan harus memungkinkan kelas-kelas instruksional pendidikan jasmani untuk dilakukan dan juga menyediakan lapangan bagi permainan olahraga seperti sepak bola, hoki lapangan, bola basket dan aktivitas-aktivitas lainnya. Harus ada ruang yang memadai untuk jalur lomba lari jika diperlukan. Tentunya area atletik antar sekolah juga diperlukan.
Kolam renang di luar ruangan
   
Kolam renang di luar ruangan merupakan sebuah fasilitas yang populer dan penting di berbagai komunitas. Kondisi iklim sangat menentukan aspek dari fasilitas seperti ini.
   
Kolam di luar ruangan dibangun dalam berbagai bentuk termasuk oval, bulat, berbentuk T, dan segi empat. Kolam-kolam segi empat paling populer karena lebih mudah dibuat  dan karena cenderung lebih baik dalam event-event renang yang kompetitif. Ukuran kolam bervariasi, tergantung pada jumlah orang yang akan dilayani.
Kemah
   
Karena perkemahan menjadi aktivitas yang semakin populer di program sekolah dan program rekreasi, maka ini harus mendapatkan perhatian.
   
Kemah harus terletak dalam daerah yang mudah dijangkau sekolah dan komunitas. Harus berada pada lokasi yang mendukung dari segi keindahan, keamanan, keterjangkauan, air, dan sumber-sumber daya alam yang terkait dengan program yang ditawarkan. Aktivitas yang biasa ditawarkan antara lain memancing, hiking, berenang, naik perahu, studi alam, dan olahraga yang sesuai.

STASIUN-STASIUN PENGAJARAN
   
Konsep stasiun pengajaran harus dipertimbangkan ketika menjadwalkan kelas-kelas pendidikan jasmani. Sebuah stasiun pengajaran adalah ruang atau setting dimana salah seorang guru atau anggota staf bisa membawakan aktivitas-aktivitas pendidikan jasmani untuk sekelompok siswa. Jumlah dan ukuran stasiun-stasiun pengajaran yang tersedia bersama dengan jumlah guru, ukuran kelompok, jumlah waktu bertemunya kelompok, jumlah periode dalam haru sekolah atau kampus, dan program aktivitas adalah item-item penting yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan.

FITUR-FITUR BARU DALAM PEMBUATAN FASILITAS PENDIDIKAN JASMANI
   
Ada banyak kecenderungan dalam hal fasilitas dan material untuk program-program pendidikan jasmani, termasuk material-material lantai yang baru, tipe perlengkapan yang baru, hamparan arena yang semakin membaik, material konstruksi yang baru, bentuk-bentuk baru untuk kolam renang, tempat perlindungan parsial, dan rumput sintetik. Kombinasi kolam dalam ruangan dan luar ruangan, perlengkapan kebugaran fisik untuk penggunaan luar bangunan, lapangan tennis seluruh cuaca, dan garis-garis yang sekarang memiliki banyak warna untuk berbagai permainan dan aktivitas adalah perkembangan-perkembangan baru yang telah dicapai.
   
Dalam konstruksi gymnasium, beberapa fitur baru mencakup penggunaan teknik moderen dan material, yang telah menghasilkan berbagai variasi struktur dan desain. Perkembangan-perkembangan baru dalam hal kolam renang mencakup papan kontrol otomatis, dimana seseorang bisa memiliki kontrol langsung terhadap semua saringan kolam, klorinator, pompa kimiawi, dan lain-lain. Sedangkan perkembangan baru menyangkut kolam renang luar ruangan melibatkan bentuk-bentuk baru.

FASILITAS-FASILITAS TAMAN-SEKOLAH
   
Pada kompleks taman-sekolah, sekolah didirikan di dekat sebuah taman, dan fasilitas taman digunakan oleh sekolah dan komunitas. Ini memiliki implikasi khususnya untuk pendidikan jasmani dan program-program rekreasi. Sekolah biasanya menggunakan fasilitas taman selama jam-jam sekolah dan departemen rekreasi menggunakannya setelah jam-jam sekolah, pada akhir-akhir pekan, dan selama masa libur.
   
T. Wendall Williams Community Education Center di Flint, Michigan terletak pada sebuah lokasi dua-blok yang berdampingan dengan sebuah taman dengan luas 72-akre. Area ini terdiri dari 30 ruang kelas, sebuah area aktivitas kelompok dasar bawah, sebuah pusat sumber pembelajaran, lima ruangan pengajaran tim, dan sebuah gymnasium yang besar. Area rekreasi terletak pada bagian taman dan disediakan oleh Flint Recreation and Park Departemen. Berbagai olahraga juga disediakan. Ada area renang dan lapangan tennis serta area aktivitas untuk anak-anak.

0 comments:

Post a Comment