Penjualan dan Pemasaran Pertanian Organik

Para petani organik melaporkan bahwa pemasaran dan distribusi merupakan kendala yang sulit. Kebanyakan penjualan organik berpusat di negara-negara maju. Produk-produk ini adalah apa yang disebut oleh para ekonom sebagai barang-barang kepercayaan karena tergantung pada sertifikasi yang tidak pasti. Pada saat harga pangan meningkat, produk-produk organik bisa mengalami penurunan permintaan. Sebuah survei tahun 2008 yang dilakukan oleh WSL Strategic Retail menemukan bahwa minat terhadap produk-produk organik telah menurun sejak 2006, dan sebanyak 42% orang Amerika menolak memilih tidak mempercayai produk organik. Dan Hartman Group melaporkan bahwa 69% orang Amerika mengklaim terkadang menggunakan produk organik, berkurang dari 73% pada tahun 2005. Kelompok Hartman mengatakan bahwa masyarakat mungkin sedang mengganti produk-produk organik dengan produk-produk lokal.

Distributor
   
Di Amerika Serikat, 75% lahan organik memiliki luas kurang dari 2,5 hektare dan di California 2% dari lahan organik mewakili lebih dari setengah penjualan (Lotter 2003;4). Kelompok-kelompok lahan-lahan kecil bergabung dalam sebuah kerjasama seperti Organic Valley, Inc. untuk memasarkan barang-barang mereka secara lebih efektif.
   
Akan tetapi, selama lebih dari 20 tahun, kebanyakan dari distributor-distributor yang bekerjasama ini telah melebur menjadi satu atau telah dibeli. Sosiolog pedesaan Philip H. Howard telah meneliti struktur dan transformasi industri organik di Amerika Serikat. Dia mengklaim bahwa pada tahun 1982 ada 28 distributor pelanggan yang bekerjasama tetapi pada tahun 2007 hanya tinggal 3, dan dia telah membuat sebuah grafik yang menunjukkan penggabungan ini. Penelitiannya menunjukkan bahwa kebanyakan dari kerjasama skala kecil ini telah diserap ke dalam perusahaan-perusahaan multinasional skala besar seperti General Mills, Heinz, ConAgra, Kellog, dan masuk ke dalam merek-merek lain. Penggabungan ini telah menimbulkan kekhawatiran diantara para konsumen dan jurnalis yang berpotensi mengalami penipuan dan degradasi dalam hal standar. Kebanyakan dari perusahaan-perusahaan besar ini menjual produk-produk organik mereka melalui cabang-cabang, sehingga memungkinkan mereka untuk menghilangkan nama mereka dari label.

Pasar-Pasar Petani
   
Harga premium penting untuk profitabilitas petani-petani organik kecil, dan begitu banyak yang menjual secara langsung ke konsumen dalam pasar-pasar petani. Di Amerika Serikat, jumlah pasar petani telah tumbuh dari 1.755 pada tahun 1994 menjadi 4.385 pada tahun 2006.

Budidaya Ternak Organik
   
Praktek-praktek pembudidayaan organik juga bisa diterapkan ke lahan-lahan ternak. Lahan-lahan ternak konvensional menyuntik hewan-hewan mereka dengan hormon dan antibiotik, dan membatasi pergerakan banyak hewan, yang bisa mengarah pada penyebaran seperti Penyakit Sapi Gila atau Flu Burung. Hewan-hewan yang dibatasi pergerakannya ini memiliki kepadatan tinggi sehingga menghasilkan banyak limbah, yang dalam beberapa kasus bisa mengalir dan merembes masuk ke lingkungan di sekitarnya. Lahan ternak organik, disisi lain, memungkinkan hewan-hewan menjelajah secara bebas di medan-medan yang luas, dan padang rumput tempat mereka makan dirotasi diantara beberapa lahan untuk mencegah erosi tanah.
   
Meskipun budidaya ternak organik sering memerlukan lebih banyak ruang dan digunakan pada skala yang lebih kecil dibanding budidaya ternak konvensional, banyak petani organik yang menghemat pakan dan tagihan dokter hewan karena hewan-hewan mereka bisa merumput secara alami dan tidak mengalami resistensi antibiotik. Penelitian menunjukkan bahwa produk-produk kaya-antibiotik dari lahan-lahan ternak konvensional mungkin menjadi sumber resistensi antibiotik utama pada manusia, sebuah isu yang perlahan-lahan menjadi sebuah isu kesehatan masyarakat utama. Standar hidup untuk hewan pada lahan-lahan organik secara drastis mengurangi kebutuhan penggunaan antibiotik pada ternak.

Pembangunan kapasitas
   
Agrikultur organik bisa memberikan kontribusi bagi pembangunan yang lestari secara sosial-ekonomi dan ekologi, khususnya di negara-negara miskin. Pada satu sisi, ini disebabkan oleh pengaplikasian prinsip-prinsip organik, yang berarti manajemen sumber-sumber lokal secara efisien (seperti varietas benih lokal, dll) dan dengan demikian efektif biaya. Di sisi lain, pasar untuk produk-produk organik – pada tingkat lokal dan internasional – memiliki   prospek pertumbuhan yang besar dan menawarkan peluang-peluang yang sangat baik bagi para produsen dan eksportir kreatif di bagian selatan untuk meningkatkan pendapatan dan kondisi hidup mereka.
   
Agrikultur organik merupakan sebuah sistem produksi yang sangat intensif pengetahuan. Dengan demikian pembangunan kapasitas memegang sebuah peranan penting dalam hal ini. Ada banyak upaya di seluruh dunia berkenaan dengan pembangunan material pelatihan dan pengadaan kursus-kursus pelatihan yang terkait dengan Agrikultur Organik. Bagian-bagian besar dari pengetahuan yang ada masih tersebar dan tidak mudah diakses. Khususnya di negara-negara berkembang situasi ini tetap menjadi hambatan penting untuk pertumbuhan sektor organik.
   
Untuk alasan inilah, Federasi Internasional Pergerakan Agrikultur Organik membuat sebuah Platform Pelatihan Internet yang tujuannya adalah untuk menjadi titik acuan global bagi pelatihan Agrikultur Organik melalui akses gratis terhadap material-material pelatihan berkualitas tinggi dan program-program pelatihan tentang Agrikultur Organik. Pada bulan November 2007, Platform Pelatihan menempati lebih dari 170 manual dan 75 peluang pelatihan.

Perkebunan organik dan keanekaragaman hayati terkait

Perkebunan organik kontra praktik konvesional
   
Dalam praktik-praktik perkebunan kuno, para petani tidak memiliki teknologi atau tenaga manusia untuk memiliki pengaruh signifikan terhadap destruksi keanekaragaman hayati bahkan ketika agrikultur produksi-massa meningkat. Sekarang ini, metode-metode perkebunan yang umum biasanya tergantung pada pestisida untuk mempertahankan hasil yang tinggi. Dengan ini, kebanyakan lahan pertanian mendukung tanaman mono-kultur dengan sangat sedikit flora atau fauna yang dibudidayakan berdampingan. Praktik perkebunan organik modern seperti penghilangan pestisida dan inklusi manur hewan, rotasi tanaman, dan tanaman multi-kultur memberikan peluang bagi keanekaragaman hayati untuk bertahan.

Manfaat bagi keanekaragaman hayati
   
Hampir semua spesies non-tanaman pangan yang alami diamati pada penelitian-penelitian praktek lahan pertanian komparatif menunjukkan preferensi dalam perkebunan organik dengan populasi dan kekayaan. Dari semua spesies terkait, ada rata-rata 30% lebih pada kebun organik berbanding metode perkebunan konvensional. Burung-burung, kupu-kupu, mikroba tanah, kumbang, cacing tanah, laba-laba, vegetasi, dan mamalia umum dipengaruhi. Tanaman-tanaman pangan organik menggunakan sedikit atau tidak ada herbisida dan pestisida sehingga mendukung keanekaragaman hayati dan kepadatan populasi. Banyak spesies rumput liar yang menarik serangga-serangga bermanfaat yang meningkatkan kualitas tanah dan berkembang pada hama-hama liar. Organisme-organisme dalam tanah sering diuntungkan karena populasi bakteri yang meningkat akibat penyebaran pupuk alami seperti manur, disamping mengalami pengurangan asupan herbisida dan pestisida yang umum terkait dengan metode perkebunan konvesional. Keanekaragaman hayati yang meningkat, khususnya dari mikroba-mikroba tanah seperti mycorhyzzae, telah diusulkan sebagai sebuah penjelasan untuk tingginya hasil yang diperoleh oleh beberapa lahan organik, khususnya jika dibandingkan dengan perbedaan yang ditemukan pada perbandingan lahan-lahan kontrol dan lahan-lahan organik selama 21-tahun.
Imbas keanekaragaman hayati yang meningkat
   
Tingkat keanekaragaman hayati yang bisa dihasilkan dari perkebunan organik memberikan modal alam bagi manusia. Spesies yang ditemukan pada kebanyakan kebun organik menjadi sebuah alat kelestarian agrikultural dengan mengurangi jumlah input manusia (seperti pupuk, pestisida). Para petani yang berproduksi dengan metode-metode organik mengurangi risiko hasil buruk dengan mempromosikan keanekaragaman hayati. Burung-burung liar yang umum seperti burung kuau berleher bundar dan bobwhite utara sering menetap di kawasan agrikultur, dan merupakan modal alami yang dihasilkan dari permintaan yang tinggi akan perburuan rekreasional. Karena kekayaan spesies burung dan polusi biasanya lebih tinggi pada sistem kebun organik, mempromosikan keanekaragaman hayati bisa dipahami sebagai hal yang logis dan ekonomis.

Manfaat yang diperoleh petani dari meningkatnya keanekaragaman hayati
   
Penelitian biologis tentang tanah dan organisme tanah telah terbukti bermanfaat bagi sistem perkebunan organik. Varietas-varietas bakteri dan fungi mengurai bahan kimia, zat tanaman dan limbah hewan menjadi nutrien-nutrien tanah yang produktif. Selanjutnya, produsen diuntungkan oleh hasil yang lebih sehat dan tanah yang lebih gembur untuk penanaman selanjutnya. Disamping itu, sebuah penelitian 21 tahun dilakukan dengan menguji efek-efek zat tanah oprganik dan hubungannya dengan kualitas tanah dan hasil panen. Kontrol mencakup tanah yang dikelola secara aktif dengan tingkat manur yang berbeda-beda, dibandingkan dengan sebuah petak tanpa input manur. Setelah penelitian dimulai, terdapat hasil yang jauh lebih rendah pada plot kontrol ketika dibandingkan dengan lahan yang memiliki manur. Alasan yang disimpulkan adalah komunitas mikroba tanah yang meningkat dalam lahan manur, sehingga memberikan sistem tanah yang lebih sehat dan lebih gembur.

Kontroversi
   
Ada anggapan bahwa perkebunan organik tidak dapat dilestarikan. Salah satu penelitian dari Agen Perlindungan Lingkungan Denmark menemukan bahwa, kebun organik kentang, gula bit dan rumput benih menghasilkan output yang sama sedikitnya dengan perkebunan konvensional. Dengan temuan seperti ini, dan ketergantungan makanan organik pada manur dari ternah hasil rendah, telah melahirkan kritik dari banyak ilmuwan bahwa perkebunan organik tidak menduikung secara lingkungan dan tidak mampu melayani kebutuhan populasi dunia. Diantara kritik-kritik ini dikeluarkan oleh Norman Borlaug, bapak “revolusi hijau”, dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, yang menegaskan bahwa praktek-praktek perkebunan organik bisa setinggi-setingginya memberi makan 4 milyar orang, setelah mengekspansi lahan pangan secara dramatis dan menghancurkan ekosistem dalam proses tersebut. Meski demikian, agrikultur organik bisa mengurangi tingkat eksternalitas negatif dari agrikultur konvesional. Apakah ini dianggap sebagai manfaat umum atau pribadi tergantung pada spesifikasi awal dari hak-hak properti.
   
Salah satu penelitian yang dipublikasikan dalam Renewable Agriculture and Food Systems menyebutkan bahwa perkebunan organik bisa menghasilkan cukup makanan per kapita untuk melestarikan populasi manusia yang ada sekarang; perbedaan hasil antara metode organik dan non-organik cukup kecil, dengan metode non-organik yang menghasilkan hasil yang sedikit lebih tinggi di daerah-daerah maju dan metode-metode organik menghasilkan hasil yang sedikit lebih tinggi di daerah-daerah berkembang.
   
Pada tahgun 1998, Dennis Avery dari Institut Hudson mengklaim risiko infeksi E.coli delapan kali lebih tinggi ketika memakan makanan organik ketimbang makanan non-organik, dengan menggunakan CDC (Pusat Pengendalian Penyakit) sebagai sumber. Ketika CDC dihubungi, dia menyatakan bahwa tidak ada bukti atas klaim tersebut. New York Times berkomentar terhadap serangan Avery: “Serangan terhadap makanan organik oleh organisasi penelitian beranggaran tinggi menunjukkan bahwa, walaupun makanan organik hanya mewakili 1 persen dari penjualan makanan di Amerika Serikat, industri makanan konvensional masih mengkhawatirkan.
   
Di Inggris, beberapa perdebatan telah dalam sebuah pertukaran pendapat antara Prof. A. Trewavas dan Lord P. Melchett, dan dipublikasikan oleh supermarket utama, yang menyoroti tentang pemeriksaan isu-isu ini. Trewavas memperjuangkan pendapat bahwa sistem agrikultur organik lebih ramah lingkungan dan lebih lestari dibanding sistem perkebunan dengan hasil tinggi.
   
Dibawah standar organik USDA, manur harus dikomposkan dan dibiarkan mencapai suhu sterilisasi. Jika manur hewan mentah digunakan. 120 hari harus dilewatkan sebelum tanaman dipanen.

Ekonomi
   
Ekonomi perkebunan organik, sebuah sub bidang dari ekonomi agrikultur, mencakup seluruh proses dan pengaruh perkebunan organik dalam hal masyarakat manusia, termasuk biaya sosial, biaya peluang, konsekuensi yang tidak diinginkan, asimetris informasi, dan ekonomi skala. Walaupun cakupan ekonomi cukup luas, namun ekonomi agrikultur cenderung berfokus pada pemaksimalan hasil dan efisiensi pada tingkat kebun. Ekonomi utama mengambil tekanan antroposentrik terhadap nilai dari dunia alami; keanekaragaman hayati misalnya dianggap hanya bermanfaat sejauh dia dimanfaatkan oleh orang dan meningkatkan keuntungan. Beberapa pemerintah seperti Uni Eropa mensubsidi perkebunan organik, sebagian besar karena negara-negara ini percaya tentang manfaat eksternal dari penggunaan air yang berkurang, kontaminasi air yang berkurang  oleh pestisida dan nutrien perkebunan organik, erosi tanah yang berkurang, emisi karbon yang berkurang, keanekaragaman hayati yang meningkat, dan manfaat-manfaat lainnya.
   
Perkebunan organik adalah perkebunan yang intensif tenaga kerja dan intensif pengetahuan sedangkan perkebunan konvensional intensif modal, dengan memerlukan lebih banyak energi dan input buatan pabrik. Para petani organik di California telah menganggap pemasaran sebagai kendala terbesar.

0 comments:

Post a Comment