Pengertian morfologi dalam linguistik

Morfologi merupakan bagian dari linguistik yang berhubungan dengan kajian kata, struktur internalnya dan sebagian maknanya. Morfologi juga mencakup bagaimana pengguna sebuah bahasa tertentu memahami kata-kata kompleks dan menemukan ite-item leksikal yang baru. Karena morfologi berkaitan dengan bentuk-bentuk kata maka morfologi juga berhubungan dengan fonologi (yang menunjukkan bagaimana kata dilafalkan), dan terkait pula dengan kajian leksikal karena pola-pola yang diteliti yang dikaji oleh morfologi digunakan untuk membentuk kata-kata baru. Lebih jauh, morfologi juga berhubungan dengan semantik karena memiliki kaitan dengan makna kata.

Ahli bahasa membedakan antara morfologi turunan dan morfologi infleksional. Morfologi turunan (derivational morphology) membahas tentang hubungan-hubungan kata-kata yang berbeda, dan cara-cara dimana item-item kosa kata bisa dibentuk dari beberapa unsur, seperti pada kata un-speak-able; sedangkan morfologi infleksional membahas tentang bentuk-bentuk dari satu kata yang diperlukan tergantung pada fungsi gramatikalnya dalam sebuah kalimat. Ketika kita berbicara dalam lingkup bahasa Inggris, maka terlihat bahwa morfem turunan lebih bermanfaat dibanding morfem infleksional.

Morfem dalam morfologi adalah unit-unit terkecil yang membawa makna atau memenuhi beberapa fungsi gramatikal. Kata house terdiri dari satu morfem, dan karena berdiri sendiri maka bisa disebut morfem bebas. Pada kata houses ada dua morfem yaitu house, yang merupakan morfem bebas, dan s yang merupakan morfem terikat, karena tidak dapat berdiri sendiri, jika berdiri sendiri tidak memiliki makna. Pada contoh ke-dua diatas morfem terikat s melekat pada house – sebuah morfem bebas, yang dalam hal ini juga bisa disebut sebagai batang (stem). Batang adalah tempat dimana morfem terikat terpasang.



Morfem bebas bisa dibagi lagi menjadi dua kategori, yaitu: morfem leksikal dan morfem infleksional. Morfem leksikal adalah kata-kata yang memiliki makna – kata kerja, kata sifat, kata benda, seperti misalnya print, house, pretty, fire, go, girl. Karena tidak ada masalah dengan penambahan entitas baru ke dalam kelompok kata ini maka disebut sebagai kelas kata terbuka. Disisi lain, morfem fungsional adalah kelas kata tertutup, seperti artikel (the/a/an), preposisi, pronoun yang tidak membawa makna jika berdiri sendiri, tetapi hanya memenuhi fungsi gramatikal.

Morfem terikat juga bisa dibagi menjadi dua yakni morfem turunan dan morfem infleksional. Morfem turunan adalah morfem yang menghasilkan kata-kata baru, atau merubah fungsi sebuah kata. Ini dicapai dengan menggunakan awalan atau akhiran dalam bahasa Inggris, dan dengan sisipan pada bahasa lain. Morfem infleksional tidak membentuk kata-kata baru, tetapi hanya menunjukkan fungsi gramatikal dari seuah kata. Contoh bahasa infleksional adalah bahasa Latin yang memiliki banyak akhiran untuk kata benda, serta akhiran untuk kata kerja dan kata sifat.

Walaupun pembagian ini cukup jelas namun ada kesulitan dalam menganalisis kata-kata tertentu. Contohnya kata “reactor”. Berdasarkan informasi diatas bisa dinyatakan bahwa kata ini terdiri dari dua morfem: sebuah batang yakni actor dan sebuah morfem turunan yakni re-, padahal tidak demikian. Selain itu adalah masalah-masalah dengan bentuk jamak, misalnya kita dengan mudah mengidentifikasi morfem-morfem pada kata houses (house – morfem bebas leksikal + s morfem infleksional terikat), tetapi bagaimana dengan tooth dan teeth? Untuk memecahkan masalah seperti ini para ahli bahasa memperkenalkan sebuah istilah morf (morph) yang merupakan bentuk-bentuk yang mewakili morfem. Sebagai contoh daam kata dogs, morf s mewakili morfem “jamak” dan dalam kata oxen morfnya adalah en. Bidang morfologi lebih berkembang untuk bahasa-bahasa infleksional.

0 comments:

Post a Comment